Anwar Ibrahim Jadi PM, Indonesia Dinilai Berkesempatan Pererat Relasi dengan Malaysia

Raja Malaysia resmi menunjuk Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri pada Kamis.

EPA POOL
Ketua Partai Pakatan Harapan (PH) Malaysia Anwar Ibrahim melambai saat ia tiba di Istana Negara (National Palace) di Kuala Lumpur, Malaysia, 24 November 2022. Istana Negara mengumumkan bahwa Ketua Partai Pakatan Harapan (PH) Anwar Ibrahim akan dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia, lima hari setelah pemilihan umum ke-15 menghasilkan parlemen gantung tanpa pemenang yang jelas.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua DPD RI Irman Gusman mengucapkan selamat kepada pemimpin koalisi Pakatan Harapan Anwar Ibrahim atas penunjukannya sebagai perdana menteri baru Malaysia. Irman, yang memiliki hubungan dekat dengan Anwar menilai, Indonesia mempunyai kesempatan mempererat hubungan bilateral dengan Negeri Jiran di bawah kepemimpinan tokoh berusia 75 tahun tersebut.

Baca Juga


“Saya cukup mengenal Pak Anwar Ibrahim. Pertama tentu kita mengucapkan selamat (atas penunjukan Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri oleh Raja Malaysia),” kata Irman saat diwawancara Republika.co.id, Kamis (24/11/2022).

Irman mengaku telah memberi selamat kepada Anwar yang disampaikan lewat teman dekat tokoh tersebut. “Saya pada Jumat (25 November) malam insya Allah akan ke sana (Malaysia) untuk mengucapkan selamat (kepada Anwar Ibrahim) sebagai seorang sahabat. Saya sudah koordinasi dengan orang-orang di sana,” ucapnya.

Dia menjelaskan, Malaysia adalah negara tetangga paling dekat yang dapat dijadikan mitra kerja sama oleh Indonesia di berbagai bidang, seperti pariwisata, perdagangan, dan industri. “Dengan figur Anwar, ini kesempatan buat kita untuk membangun hubungan yang lebih baik lagi (dengan Malaysia) dan menguntungkan bagi kedua belah pihak,” kata Irman.

Irman mengungkapkan, dia sudah mengenal Anwar sejak 1987, yakni ketika dia tengah menempuh studi magister di Amerika. Kala itu Irman, yang juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam, sempat menghadiri undangan World Youth Conference Forum di Peoria, Illinois. “Saya menghadiri pertemuan pemuda Islam dunia dan salah satu pembicaranya Anwar Ibrahim. Dari sana saya mengenal pikiran-pikiran beliau,” ujarnya.

Menurut Irman, banyak pikiran-pikiran keagamaan serta politik Anwar terinspirasi oleh tokoh Islam Indonesia, dua di antaranya yakni Mohammad Natsir dan Buya Hamka. Saat Irman aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), hubungannya dengan Anwar semakin akrab. “Mungkin dia (Anwar) sejajar dengan Erdogan dalam konteks membawa suara Islam ke dunia internasional. Jadi Islam yang dia bawa itu Islam moderat,” ucapnya.

Dengan ditunjuknya Anwar sebagai perdana menteri Malaysia, Irman berharap pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan momen tersebut untuk mempereat hubungan dan kerja sama dengan Malaysia. Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al Sultan Abdullah telah resmi menunjuk Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri pada Kamis. Keputusan itu diambil setelah Al Sultan Abdullah melakukan pertemuan dengan raja-raja Melayu.

 

“Hal itu (penunjukan perdana menteri) sesuai dengan kewenangan Yang di-Pertuan Agong yang diatur dalam Pasal 40 (2) (a) dan Pasal (43) (a) Konstitusi Federal,” kata Pengawas Keuangan Rumah Tangga Kerajaan Malaysia Datuk Seri Ahmad Fadil Syamsuddin dalam keterangan tertulis.

Hasil pemilu parlemen Malaysia yang digelar akhir pekan lalu telah memunculkan persaingan antara koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim dan koalisi Perikatan Nasional yang diketuai Muhyiddin Yassin. Dari 220 kursi parlemen yang diperebutkan, Pakatan Harapan berhasil mengamankan 82 kursi. Sementara Perikatan Nasional meraih 73 kursi. Koalisi lainnya, yakni Barisan Nasional yang dipimpin Ismail Sabri merebut 30 kursi. Terdapat perolehan satu kursi yang tidak diumumkan. 

Dengan statistik hasil pemilu tersebut, belum ada pemenang jelas. Sebab sebuah koalisi membutuhkan 111 kursi di parlemen untuk membentuk mayoritas sederhana. Dengan demikian, Malaysia menghadapi "parlemen gantung" untuk pertama kalinya dalam sejarahnya. Raja Malaysia sempat memerintahkan agar para pemimpin partai di negaranya menyerahkan nama perdana menteri beserta koalisinya paling lambat pada Senin (21/11/2022), yakni pukul 14.00 waktu setempat.

Karena belum ada koalisi yang berhasil memperoleh sekutu untuk menguasai parlemen dan membentuk pemerintahan, Raja Malaysia memperpanjang tenggat penyerahan nama perdana menteri hingga Selasa (22/11/2022), pukul 14.00 waktu setempat. Meski telah diperpanjang, tak ada koalisi yang berhasil menggaet cukup sekutu untuk memenangkan mayoritas sederhana di parlemen. Sebelum melakukan penunjukan terhadap Anwar Ibrahim, Raja Malaysia sempat memperpanjang tenggat waktu penyerahan nama perdana menteri hingga batas waktu yang tidak ditentukan. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler