HGN 2022, Kemenag Tegaskan Komitmen Sejahterakan Para Guru

Hari Guru Nasional 2022 momentum untuk meningkatkan kesejahteraan guru

REPUBLIKA/Agung Supriyanto
Seorang guru mengajari anak membaca Alquran.Hari Guru Nasional 2022 momentum untuk meningkatkan kesejahteraan guru
Rep: Amri Amrullah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendis, Kementerian Agama RI menggelar Upacara Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2022 di Halaman Kantor Kemenag RI, Jakarta, Jumat, (25/11/2022).  

Baca Juga


Peringatan HGN ini GTK Madrasah mengambil tema “Berinovasi Mendidik Generasi”.

Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa’adi yang menjadi inspektur upacara, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan HGN 2022 dilakukan serentak di seluruh Indonesia. 

Zainut juga menyampakan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para guru. 

“Pagi ini, kita memperingati momentum Hari Guru Nasional Tahun 2022 secara serentak seluruh Indonesia. Pertama, kami menyampaikan terimakasih dan apresiasi atas jasa besar yang diberikan para guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Terpujilah wahai engkau Ibu, Bapak Guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku,” kata Zainut Tauhid saat menyampaikan pidatonya. 

Dalam kesempatan itu, Zainut menyampaikan beberapa hal terkait ikhtiar Kementerian Agama untuk terus memperhatikan para guru madrasah baik dari sisi peningkatan kompetensinya hingga persoalan kesejahteraanya. 

Akan tetapi sebelumnya, Zainut menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh guru jika dalam ikhtiar tersebut belum maksimal. 

“Kami menyampaikan permohonan maaf jika ikhtiar kami belum optimal dalam memberikan layanan terbaik bagi para pahlawan tanpa tanda jasa. Benar bahwa Hari Guru Nasional adalah bentuk rekognisi, Namun, kami juga berkomitmen untuk terus berupaya agar para guru terus mendapat afirmasi,” imbuh Zainut. 

“Sebab, kita semua tahu bahwa guru adalah profesi mulia, kata cerdik-cendikia, jika orang tua memberikan asupan untuk jasadnya, maka guru memberikan gizi untuk ruh, spirit, dan jiwanya,” sambungnya. 

Diakui Zainut, dedikasi guru tiada batas, Bahkan, ketika pandemi covid-19 melanda, guru dituntut tetap melaksanakan tugas. Amanat di pundak untuk terus “Berinovasi Mendidik Generasi” sebagai tema hari Guru Nasional Tahun Ini. 

“Dalam konteks itu saya ingin menyampaikan beberapa pesan. Pertama, terus menjadi pribadi pembelajar. Sebab, mengajar pun bagian dari belajar. Saat guru mengajar, pada hakikatnya dia sedang belajar,” tambahnya. 

Lebih lanjut Zainut menyampaikan, setelah dua tahun pandemi Covid-19, saat ini memasuki masa learning recovery, pemulihan proses pembelajaran. 

Oleh sebab itu, Kemenag mendorong dan mengondisikan para guru untuk terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi informasi. 

“Paradigma belajar dan mengajar perlu respon dengan kekinian. Ada proses transformasi digital, ada big data (mahadata) artficial intelegence (kecerdasan buatan), metaverse, metahuman, robotic, dan lainya yang hadir diruang-ruang kelas siswa generasi Z dan Alpha,” kata dia.

Selain itu, Zainut berpesan agar para guru terus perkuat moderasi beragama dan sukseskan tahun toleransi. Jadikan agama sebagai sumber inspirasi untuk memuliakan harkat kemanusiaan, meneguhkan komitmen kebangsaan, toleran dan anti kekerasan. Hormati keragaman budaya lokal dan segala bentuk perbedaan. 

“Jauhi politisasi agama, hindari perpecahan, terlebih dengan membawa-bawa ajaran agama. Hadirkan agama sebagai rahmat bagi semesta,” ujarnya. 

Lenih lanjut Zainut menyampaikan, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetisi dan kesejahteraan guru. Kementerian agama memperjuangkan adanya skema baru, seperti penambahan kuota pendidikan profesi guru (PPG) melalui jalur pembiayaan LPDP.  

“Alhamdulillah, tahun ini ada penambahan signifikan, mencapai 11.200 kuota PPG. Kami berkomitmen agar jumlah ini terus bertambah di tahun mendatang,” kata dia.  

Upaya peningkatan kompetisi, kata dia, juga dilakukan dengan memberi beasiswa pendidikan, serta memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi para guru. 

Kementerian Agama telah bermitra dengan Bank Dunia dalam peningkatan kompetisi ini, melalui program Madrasah Reform (MEQR), dan target totalnya menjangkau lenih 300 ribu Guru dan Tenaga kependidikan di Seluruh Indonesia.  

“Terkait peningkatan kesejahteraan, Kami perjuangkan pemenuhan tunjangan profesi guru (TPG), pemberian insentif guru, pengangkatan P3K penataan dan pendistribusian guru, serta program strategis lainnya. Tentunya pemenuhan tersebut harus juga dibarengi dengan aspek kualitas guru,” kata Wamenag RI. 

Sebelumnya Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, meminta kepada guru madrasah untuk senantiasa beradaptasi terhadap perkembangan digital. 

Menurutnya, bahwa penguasaan teknologi merupakan solusi dan keniscayaan dalam mengoptimalkan pembelajaran di madrasah.

Menurut pria yang biasa disapa Dhani, bahwa pendidikan pada dasarnya adalah proses untuk merubah suatu komunitas menuju masyarakat yang lebih baik. 

Salah satu upaya yang perlu terus dilakukan adalah dengan mengadaptasi model-model pendidikan agar senantiasa relevan dengan dinamika zaman, dengan tetap memiliki pijakan yang kuat terhadap nilai-nilai keagamaan. 

"Para guru sejatinya senantiasa meningkatkan kompetensi yang selaras dengan dinamika zaman, pengetahuan, dan keterampilannya harus ter-update dan dipertajam selaras dengan perkembangan teknologi kontemporer, khususnya penguasaan teknologi yang berkenaan dengan teknologi pembelajaran," ungkap Dhani.  

Di samping pengokohan kompetensi, perlu penguatan aspek keteladanan. Sebab guru memiliki tanggung jawab dalam merancang bangun attitude dan moral spirtual bagi anak didiknya.  

“Perlu diingat, bahwa bagi siswa madrasah, kata-kata guru adalah ilmu, prilaku guru adalah teladan,” kata guru besar UIN Bandung itu.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler