Badan Geologi: Pengeboran Sumur Air Tanah Maksimum 50 M di Daerah Bencana

Pengeboran sumur air tanah menjadi langkah yang efektif untuk mendapatkan air bersih

Republika/Putra M. Akbar
Foto udara rumah yang hancur akibat gempa dan longsor yang terjadi di kawasan Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Dalam membantu penyediaan air bersih di lokasi bencana, Badan Geologi akan memindahkan titik pengeboran ke lokasi lain jika pada kedalaman lebih dari 50 meter belum juga ditemukan mata air.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membatasi kedalaman pengeboran sumur air tanah di daerah bencana alam maksimum 50 meter. Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Badan Geologi Kementerian ESDM Rita Susilawati mengatakan, pihaknya saat ini melakukan pengeboran sumur air tanah untuk membantu para penyintas gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, agar bisa mendapatkan air bersih.

"Kami melakukan pengeboran sampai (kedalaman) maksimum 50 meter saja karena tujuannya tanggap darurat harus cepat keluar air," ujarnya dalam sebuah diskusi bertajuk "Informasi Kebencanaan Geologi dan Perizinan Air Tanah' yang dipantau melalui akun Instagram Badan Geologi di Jakarta, Senin.

Rita menjelaskan Badan Geologi sudah sejak lama membantu permasalahan pengungsi akibat gempa bumi dan gunung meletus dengan melakukan donasi pengeboran air tanah agar bisa dimanfaatkan oleh para pengungsi. Menurutnya, gempa bumi terkadang merusak struktur sumur dan menggeser sumur menjadi tidak ada air, sehingga pengeboran sumur air tanah menjadi langkah yang efektif untuk mendapatkan air bersih di lokasi bencana.

Dalam membantu pemulihan gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Badan Geologi bersama beberapa perusahaan yang bergerak dalam bisnis mineral dan batu bara memberikan donasi berupa pengeboran air tanah pada 17 titik lokasi. Lebih lanjut, ia menjelaskan apabila kedalaman lebih dari 50 meter dan belum juga menemukan mata air maka titik pengeboran dipindahkan ke lokasi lain.

Baca Juga


"Sekarang yang keluar air ada pada kedalaman 40 meter, 28 meter, dan kami batasi maksimum 50 meter," kata Rita.

Berdasarkan pemetaan lokasi yang dilakukan oleh Badan Geologi, kerusakan paling parah akibat guncangan gempa bumi tersebut terjadi di daerah yang disusun oleh endapan breksi dan lahar Gunung Gede. Secara morfologi, daerah yang mengalami kerusakan pada umumnya adalah daerah dengan morfologi perbukitan bergelombang.

Di Kecamatan Cugenang intensitas mencapai VII-VIII Modified Mercalli Intensity (MMI). Itu ditandai dengan kerusakan bangunan yang sangat masif, terutama di Desa Gasol, Sarampad, serta Cugenang.

Selain kerusakan bangunan, guncangan gempa juga memicu terjadinya gerakan tanah. Gerakan tanah itu berada pada area yang disusun oleh produk gunung api tua yang telah mengalami pelapukan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler