Relawan Bencana Gempa Cianjur Bertahan demi Kemanusiaan dan Korbankan Waktu
Para relawan menuai apresiasi dari pemda setempat
REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Menjadi relawan untuk membantu korban terdampak bencana bukan pilihan mudah. Sebab relawan harus mengorbankan waktu dan tenaga serta pikiran dalam membantu warga yang terkena dampak bencana.
Salah satunya relawan dalam penanganan bencana gempa Cianjur yang terjadi pada 21 November 2022 lalu. Dalam peristiwa ini ribuan relawan dari ratusan organisasi atau lembaga ikut bergabung dalam penanganan bencana baik merawat korban yang terluka, evakuasi korban, penyaluran logistik hingga menyediakan makanan bagi para warga terdampak bencana di lokasi pengungsian.
Data Pemkab Cianjur menyebutkan organisasi relawan yang tercatat dalam penanganan bencana hingga 3 Desember 2022 mencapai sebanyak 468 yang bekerja di 15 sektor. Dengan jumlah relawan sebanyak 6.555 orang dari berbagai daerah.
Di antara ribuan orang tersebut ada seorang relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur. Cici Airin Destriyani (20 tahun) warga Desa Panyusuhan, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur yang ikut bergabung di dalamnya. Mahasiswa tingkat akhir jurusan keperawatan Universitas Indonesia Maju (Uima) Jakarta ini secara sukarela bergabung dalam penanganan bencana sejak hari kejadian pada 21 November 2022 lalu hingga sekarang.
'' Sejak kejadian saya langsung bergerak ke markas PMI Cianjur untuk membantu menolong warga yang terluka akibat terkena robohan bangunan akibat gempa,'' ujar Cici kepada Republika, Selasa (6/12/2022). Pada waktu itu banyak warga yang luka berdatangan dan harus mendapatkan perawatan pertama pada kecelakaan.
Di mana warga yang datang hingga larut malam dan terus berdatangan. Rata-rata yang datang mengeluhkan patah tulang karena terkena robohan bangunan rumah. Kondisi ini berlangsung hingga Rabu (23/12/2022).
'' Bahkan saya ikut membawa korban untuk dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH di Kota Sukabumi dengan menggunakan ambulans,'' kata Cici. Pada momen tersebut Cici tidak membawa handphone dan dompet, sehingga harus menahan lapar karena kondisi pada waktu itu masih panik.
Cici mengaku, aktivitasnya menjadi relawan dalam penanganan gempa Cianjur ini tidak hanya pada saat kejadian. Melainkan berlanjut pada pemberian dukungan psikosial atau trauma healing kepada anak-anak di lokasi pengungsian di sejumlah posko PMI di Kecamatan Cugenang, Cianjur.
Anak-anak yang ditemuinya memang mengalami trauma dan tidak memiliki keceriaan seperti sebelum kejadian. Dengan dukungan kesehatan jiwa psikososial ini anak-anak diajak bermain dan dihibur agar bisa kembali ceria dan bersemangat agar bangkit.
Cici menyadari bahwa aktivitasnya membantu warga terdampak ini adalah panggilan hati dan tidak ada imbalan materi. '' Saya tengah membuat skprisi sebagai tugas akhir kuliah dan sementara memang tidak maksimal dilakukan,'' ungkap dia.
Baca juga : 4 Kemuliaan yang Diperoleh Muslim yang Meninggal Husnul Khatimah
Meskipun kini di tengah kesibukannya menjadi relawan, Cici berupaya tetap menyusun skripsi agar bisa lulus tepat waktu. Cici menilai pengalaman dalam menangani korban luka dan memberikan dukungan psikosial kepada anak korban gempa merupakan pengalaman yang sangat berharga. Walaupun ia harus memberikan tenaga, waktu dan pikiran tanpa digaji ia mengaku senang karena telah menjadi panggilan hati sebagai seorang relawan kemanusiaan.
Selama 15 hari bertugas dalam penanganan bencana gempa, Cici mengaku dalam keadaan sehat dan terus bersemangat di lapangan. '' Semoga tidak sakit dan terus membantu warga,'' cetus dia.
Relawan lainnya yang ada di lokasi bencana Agus Handri (39) dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Sukabumi sekaligus relawan Tagana mempunyai cerita lain dalam penanganan bencana. Agus menjadi bagian dari relawan yang menyiapkan makanan di dapur umum lapangan di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
'' Saya menjadi relawan dalam membantu menyiapkan makanan bagi warga terdampak bencana,'' kata Agus yang izin dari tempat kerjanya di Kota Sukabumi agar bisa membantu penanganan korban gempa di Cianjur. Dalam sehari ia bersama relawan lainnya menyiapkan makanan hingga sebanyak 1.500 paket makanan.
Baca juga : BMKG Catat 40 Gempa Susulan di Kota Jember
Menu yang dimasak pun sesuai dengan keinginan warga misalnya menginginkan ikan asin dan sayuran serta bahan makanan lainnya. Sehingga warga mendapatkan pasokan makanan yang sesuai seleranya.
Diakui Agus, keterlibatanya dalam relawan bencana ini merupakan kebanggaan karena bagian dalam membantu warga yang terdampak gempa. '' Saya menikmatinya, meskipun izin beberapa hari tidak masuk kerja tapi ini demi kemanusiaan,'' cetus dia yang sehari-hari bekerja di bidang rehabilitasi sosial Dinsos Kota Sukabumi.
Bupati Cianjur Herman Suherman memberikan apresiasi kepada para relawan yang dengan sukarela mau bergabung dalam penanganan bencana gempa di Cianjur. Mereka ada yang terlibat dalam pencarian dan pertolongan korban, perawatan korban luka, hingga penyaluran logistik kepada warga terdampak bencana gempa.
Selain relawan, warga dan instansi pemerintah serta lembaga non pemerintah memberikan donasinya dalam membantu korban gempa Cianjur yang dikelola Pemkab Cianjur. Data terakhir hingga 5 Desember 2022 lalu donasi yang terkumpul mencapai Rp 11 miliar.
Baca juga : Soal Titipan Masuk Unila, PDIP: Utut Bantu Orang tak Berpunya