Sudah Mulai Berani Membayangkan Maroko Juara Piala Dunia 2022?

Maroko belum terkalahkan meski lawan yang tangguh.

AP/Mosa'ab Elshamy
Ribuan warga Maroko berkumpul merayakan kemenangan Maroko atas Spanyol dalam pertandingan Piala Dunia yang dimainkan di Qatar, di Rabat, Maroko, Selasa, Selasa (6/12/2022).
Red: Joko Sadewo

Oleh : Gilang Akbar Prambadi, Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Di suatu malam pada tahun 2004 lalu, saya yang masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dibangunkan oleh bapak yang kini sudah almarhum. Saat itu, Indonesia sedang dilanda demam Piala Eropa 2004 yang dihelat di Portugal.


Bapak sengaja membuat mata saya terbuka karena memang itu pesanan saya sendiri jelang tidur beberapa jam sebelumnya. Kala itu, saya ingin menyaksikan laga final Piala Eropa 2004 antara tuan rumah melawan Yunani.

Ketika dibangunkan, saya yang penggila bola tiba-tiba menyeletuk; Gak jadi pak ah bangunnya, Yunani mainnya jelek terus, paling Portugal yang juara.

Baca juga : Berikut Informasi Penting Jelang Maroko Vs Portugal dalam Bentuk Infografis

Ya, saya yang masih remaja tanggung kala itu berpikir tim sepak bola hebat adalah yang jagonya menyerang. Permainan atraktif saat berusaha melubangi jala lawan adalah wajib. Jadi bagi saya, Yunani yang sepanjang turnamen cuma sekali mencetak lebih dari satu gol dalam satu laga sebelum mencapai final, bukanlah tim layak juara.

Setelah itu, saya terlelap lagi dan esok harinya dibuat kaget karena ternyata Yunani mampu mempecundangi Portugal di partai puncak dengan skor irit 1-0. Skor ini hampir identik dengan hasil laga pembuka Piala Eropa 2004 yang juga mempertemukan Pasukan Dewa melawan Tim Samba Eropa. Kala itu, Yunani menang 2-1 dan hanya di laga itulah Yunani mampu membuat gol lebih dari sekali dalam satu pertandingan. Total mereka membuat tujuh gol dari enam laga keseluruhan Piala Eropa 2004.

Memori tentang Yunani di Piala Eropa seketika mengisi kepala saya kembali saat melihat timnas Maroko mengalahkan Spanyol pada fase 16 besar Piala Dunia 2022, Selasa (6/12/2022) tengah malam yang berakhir Rabu (7/12/2022) jelang dini hari. Laga tersebut, jujur saja, berjalan luar biasa membosankan.

Statistik resmi FIFA menunjukkan hanya ada tiga tembakan on target yang mampu dilepaskan kedua tim selama 120 menit jalannya laga. Sekali Maroko, dua kali Spanyol.

Baca juga : Raja Maroko Kebanjiran Ucapan Selamat Atas Kegemilangan Hakim Ziyech dan Kawan-Kawan

Spanyol yang menguasai 77 persen bola hanya berputar-putar di lapangan. Sedangkan para pemain Maroko, kebanyakan menghabiskan nafas mereka untuk bertahan. Minim kreasi hingga semua harus diakhiri dengan adu penalti. Mengutip pernyataan di pikiran saya yang masih SMP; ini Maroko tim yang jauh dari layak juara.

Namun, ternyata, memang demikianlah gaya Maroko. Wilayah pertahanan mereka tak asal dibiarkan dijajah lawan di lapangan. Singa-singa Atlas mengendalikan situasi dengan membuat lawan terkurung di zona serangnya sendiri.

Skenario ini dijalankan Maroko sejak laga perdana mereka di Piala Dunia 2022. Pada laga perdana babak penyisihan melawan Kroasia (0-0), Maroko hanya mencatat 35 persen penguasaan bola. Kemudian, kala menang 2-0 melawan Belgia, Hakim Ziyech dan kawan-kawan cuma menorehkan 35 persen penguasaan bola. Selanjutnya, ketika mengalahkan Kanada 2-1 pun, prosentase penguasaan bola Maroko cuma 41 persen.

Kini, Maroko untuk pertama kalinya melangkah ke perempat final. Mereka menjadi negara asal Jazirah Arab pertama yang melakukannya. Ada Portugal yang harus ditaklukkan akhir pekan nanti.

Maroko dan Portugal pernah dua kali bertemu di ajang Piala Dunia. Pada 1986, Maroko menang 3-1. Kemudian yang terakhir di Piala Dunia 2018, Portugal menang tipis 1-0 pada fase penyisihan.

Baca juga : Resmi, FA Ingin Southgate Lanjutkan Pekerjaannya sebagai Pelatih Inggris Usai Piala Dunia

Jika berhasil mengalahkan Portugal, Maroko akan melampaui tetangga Benua Afrika seperti Senegal, Kamerun, dan Ghana yang 'hanya' pernah mencapai babak 8 besar.

Kini, membayangkan Maroko menjadi juara Piala Dunia 2022 tentu bukan sebuah fantasi belaka. Dengan gaya permainan dan ketenangan yang ditunjukkan sejauh ini, bukan tak mungkin Maroko bisa menaklukkan dunia.

Andai bisa mengempaskan Portugal, seperti yang dilakukan Yunani 18 tahun lalu, berarti Maroko hanya perlu konsisten di dua pertandingan berikutnya.

Keberanian membayangkan Maroko menjadi kampiun World Cup 2022 tentu tidak timbul dari euforia semata atas kemenangan mereka melawan Spanyol. Faktanya, saat ini Maroko belum terkalahkan meski lawan yang dihadapi adalah finalis Piala Dunia sebelumnya, Kroasia, peringkat kedua ranking FIFA 2022, Belgia, tim paling progesif di Amerika Utara, Kanada, dan kesebelasan bertabur bintang, Spanyol.

Apalagi, jika ingin bicara soal efek domino, andai Maroko berjaya di Piala Dunia 2022, maka imbasnya akan luar biasa, terutama bagi kepercayaan diri tim-tim yang tak punya tradisi di gelaran pesta empat tahunan itu.

Baca juga : Celine Dion Alami Gangguan Saraf Langka

Perlu diingat, Piala Dunia 2026 akan menambah jumlah peserta menjadi 48 tim. Itu akan membuat Piala Dunia edisi ke-23 itu sebagai yang teramai pesertanya. Slot untuk perwakilan Asia pun akan bertambah gemuk menjadi delapan tim. Tentu saja, ini peluang bagi timnas kita, Indonesia.

Dengan tangan dingin Shin Tae Yong yang sedang getol memoles Skuad Garuda, bukan tak mungkin, bendera Merah-Putih akan hadir di Piala Dunia.

Optimistis dan berpikiran positif menjadi kunci. Niscaya, Maroko juara, Indonesia ke Piala Dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler