Michelle Yeoh Nyaris Tinggalkan Film Everything Everywhere All at Once Gara-Gara Nama

Everything Everywhere All at Once dibintangi Michelle Yeoh.

EPA
Aktris Michelle Yeoh menjadi pemeran utama Everything Everywhere All at Once.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Michelle Yeoh hampir keluar dari proyek film Everything Everywhere All at Once gara-gara nama karakter. Yeoh menyampaikan itu saat berbincang dengan aktris Cate Blanchett dalam program "Actors on Actors" besutan Variety.

Perempuan 60 tahun kelahiran Malaysia itu mengungkapkan bahwa nama asli karakternya dalam naskah adalah Michelle Wang. Yeoh tidak menyukai itu sebab mirip dengan namanya sendiri. Karena Yeoh memprotes, nama karakter tersebut akhirnya diubah menjadi Evelyn Wang.

Yeoh sempat beradu argumen dengan para sineas yang terlibat. Orang-orang menganggap akan menarik jika karakter itu bernama Michelle seperti Yeoh, namun sang aktris tak sepakat.

Baca Juga


"Saya bilang, ‘Tidak, saya bukan ibu imigran Asia yang menjalankan binatu. Dia butuh suaranya sendiri. Jika kalian tidak mengubah namanya, saya tidak akan terlibat.'," ungkap Yeoh.

Akan tetapi, di luar nama tokoh utama, Yeoh benar-benar menyukai jalan ceritanya. Everything Everywhere All at Once diarahkan oleh duo sutradara Daniel Kwan dan Daniel Scheinert. Dalam cerita, tokoh utama Wang merupakan pemilik binatu yang menjelma menjadi pejuang multiverse.

Film Everything Everywhere All At Once. - (A24)

"Rasanya seperti roller coaster. Singkirkan telepon dan kenakan sabuk pengaman. Sangat penting bahwa saya merasa para sutradara adalah sosok visioner dan saya adalah salah satu alat mereka," ujar Yeoh, seperti dikutip dari laman Variety, Jumat (9/12/2022).

Berkat penampilannya di film itu, Yeoh mendapatkan sejumlah penghargaan dan diprediksi bakal melenggang ke ajang Oscar tahun depan. Film pun mendapat pujian kritis untuk imajinasi, efek visual, humor, penyutradaraan, hingga akting para pemerannya.

Tema yang diusung pun tak biasa, seperti eksistensialisme, nihilisme, dan identitas Asia-Amerika. Selain mendapat apresiasi positif, Everything Everywhere All at Once sukses secara komersial.

Film meraup pendapatan 103,4 juta dolar AS (sekitar Rp 1,61 triliun) setelah tayang di bioskop musim semi lalu. Pada kesempatan yang sama, Yeoh menyampaikan alasan lainnya dia bersedia terlibat dalam film.

Ikon majalah Times tahun 2022 itu selalu ingin bekerja sama dengan sutradara yang lebih muda. Pasalnya, sineas muda dianggap Yeoh memberikan tantangan lebih.

Yeoh pun menyukai skenario film mengenai perempuan yang "tidak mencolok". Wang adalah perempuan imigran, yang mencoba mewujudkan "impian Amerika", sesuatu yang sangat umum bagi pendatang saat berjuang di AS.

"Begitu juga saya. Menjadikan perempuan biasa menjadi luar biasa, sangat memuaskan, karena saya pikir itu adalah kita semua," tutur Yeoh.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler