Serangan Jantung Paling Mematikan Terjadinya Setelah Bangun Tidur

Serangan jantung mematikan kerap terjadi di pagi hari.

www.freepik.com.
Nyeri dada (ilustrasi). Nyeri dada merupakan salah satu gejala serangan jantung. Serangan jantung yang terjadi antara jam enam pagi hingga siang hari adalah yang paling mematikan.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak bukti bahwa ketidakteraturan ritme sirkadian tubuh (jam biologis tubuh) dapat menghambat kesehatan jantung. Serangan jantung, misalnya, diyakini lebih mematikan di pagi hari karena ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh.

Dalam sebuah studi dari Harvard Medical School, para peneliti menemukan bahwa serangan jantung yang menyerang di pagi hari dikaitkan dengan 20 persen lebih banyak jaringan jantung yang mati. Temuan studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Heart menunjukkan bahwa serangan jantung yang terjadi antara jam enam pagi hingga siang hari adalah yang paling mematikan.

"Dalam penelitian kami, peristiwa yang terjadi di pagi hari dikaitkan dengan lebih banyak kerusakan. Keterkaitan tersebut bisa dibilang cukup kuat," kata penulis utama studi, Borja Ibanez, seperti dilansir laman Express, Selasa (13/12/2022).

Studi dari Harvard Medical School termasuk kajian pertama yang menarik hubungan kuat antara ritme sirkadian dan risiko serangan jantung. Kini, ada banyak studi lanjutan yang memperkuat temuan itu.

Pada 2020, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Trend in Endocrinology and Metabolism menunjukkan bahwa ketidakteraturan sistem sirkadian yang disebabkan oleh gaya hidup modern berdampak buruk pada fungsi kardiovaskuler. Diyakini bahwa di pagi hari, sistem sirkadian mengirimkan sel PAI-1 dalam jumlah yang lebih tinggi, yang mencegah pemecahan gumpalan darah. Semakin tinggi kadar sel PAI-1 dalam darah, semakin besar risiko pembentukan bekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Studi Harvard Medical School menetapkan bahwa pasien yang mengalami serangan jantung antara pukul enam pagi dan siang hari memiliki tingkat sel PAI-1 yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang mengalami serangan jantung di kemudian hari.

Profesor Srinath Reddy, ahli jantung, ahli epidemiologi, sekaligus presiden Public Health Foundation India, memperingatkan bahwa kebiasaan tertentu dapat memperburuk risiko ini. Jika seseorang memiliki beberapa faktor risiko koroner yang mendasarinya, tidak tidur nyenyak, mengalami dehidrasi dan melakukan olahraga, dapat menyebabkan ruptur dan memicu pembentukan gumpalan besar.

Oleh karena itu, dua cara untuk melawan risiko serangan jantung di pagi hari. Caranya adalah dengan tidur malam yang nyenyak dan menunda olahraga pagi.

Baca Juga


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menjelaskan bahwa orang dewasa yang tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan yang berkaitan dengan jantung. Namun, yang ditekankan di sini adalah tentang kualitas dan durasi tidur, mengingat kurang tidur dapat berkontribusi pada masalah tekanan darah yang merupakan prekursor terkenal untuk kejadian serangan jantung.

Tujuh langkah jaga kesehatan jantung. - (Republika)


Mereka yang memiliki jadwal kerja fleksibel juga disarankan untuk berolahraga di sore hari atau memulai olahraga ringan di pagi hari. Latihan intensitas tinggi dapat secara akut memicu risiko serangan jantung mendadak atau kematian, dengan mengorbankan sirkulasi.

"Latihan olahraga ekstrem yang kronis dan berkompetisi dalam pertandingan ketahanan dapat menyebabkan kerusakan jantung dan gangguan ritme," kata Cleveland Clinic.

Namun, ini seharusnya tidak menghalangi seseorang untuk berolahraga, karena olahraga masih menjadi salah satu obat terbaik untuk menjaga kesehatan jantung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler