FIFA Dikabarkan Tolak Permintaan Presiden Ukraina Terkait Pesan Perdamaian di Laga Final
FIFA dikabarkan tolak menyiarkan pesan perdamaian di final Piala Dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dilaporkan menolak permintaan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk membagikan pesan perdamaian sebelum partai final Piala Dunia 2022, Ahad (18/12) malam WIB. Sebelumnya, Zelensky diketahui sempat mengirimkan pesan serupa di sejumlah event berskala internasional.
Lewat sebuah tayangan video, Zelensky mengungkapkan pesan-pesan perdamaian di gelaran Grammy, Cannes Film Festival, dan Konferensi Tingkat Tinggi G20. Begitu pula dengan pesan perdamaian dari Zelensky yang ditayangkan di sebuah acara talk show terkenal di Kiev, Ukraina. Ini menjadi salah satu langkah Zelensky usai konflik militer yang pecah antara Rusia dengan Ukraina pada Februari silam.
Zelensky agaknya ingin memanfaatkan gelaran partai final Piala Dunia 2022 untuk menyampaikan pesan serupa. Terlebih, partai final Piala Dunia merupakan salah satu pertandingan olahraga yang paling banyak menyedot perhatian dunia.
Di edisi terakhir partai final Piala Dunia, tepatnya di Rusia 2018, jumlah penonton laga Prancis kontra Kroasia itu dilaporkan mencapai 3,572 miliar orang, termasuk via siaran langsung. Berdasarkan lansiran CNN, FIFA menolak tawaran Zelensky tersebut. Salah satu sumber di Kantor Kepresidenan Ukraina menyebut, Zelensky telah menawarkan tautan video yang berisi pesan perdamaian kepada FIFA. Namun, tawaran itu ditolak oleh FIFA.
''Kami kira, FIFA menginginkan platform tersebut (final Piala Dunia) untuk kebaikan yang lebih besar,'' kata sumber tersebut seperti dikutip CNN, Sabtu (17/12/2022).
FIFA sepertinya berusaha untuk menghentikan semua upaya penyebaran pesan-pesan politik di gelaran Piala Dunia. Terlebih, gelaran Piala Dunia 2022 sudah mendapatkan berbagai kritik dari berbagai pihak. Mulai dari soal dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap para pekerja migran di Qatar, hingga rencana protes sejumlah negara Eropa terkait perlakuan diskrimasi Qatar terhadap kelompok LGBTQ.
Dalam sebuah sesi konferensi pers pada Jumat (16/12) waktu setempat, Presiden FIFA, Gianni Infantino, sempat menegaskan, tekad FIFA untuk menghentikan semua agenda penyebaran pesan-pesan politik di Piala Dunia. Gelaran Piala Dunia, ujar Infantino, justru menjadi salah satu sarana untuk para pendukung agar bisa sejenak melupakan berbagai masalah.
''Kami adalah organisasi global dan kami tidak mau ada diskriminasi terhadap orang lain. Semua penonton memiliki masalah tersendiri. Mereka hanya ingin menyaksikan pertandingan selama 90 hingga 120 menit, tanpa harus memikirkan hal ini. Mereka hanya ingin menikmati momen-momen menyenangkan,'' ujar Infantino.