Tiga Sumber Sunnah Rasulullah SAW
Rasulullah SAW memiliki akhlak paling mulia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan cendikiawan asal Turki Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan sumber Sunnah Rasulullah SAW atau hadits nabi. Menurut dia, Sunnah Rasulullah berasal dari tiga sumber, yaitu perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau.
"Tiga sumber ini juga terbagi lagi menjadi tiga, yaitu wajib, sunnah, dan adat yang merupakan kebiasaan beliau," jelas Nursi dIkutip dari bukunya yang bejudul Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press, halaman 121-122.
Nursi menuturkan, hal yang wajib tentu saja harus diikuti. Jika diabaikan atau ditinggalkan, maka akan mengakibatkan azab dan hukuman. Sementara, sunnah Nabi yang bersifat sunnah juga dibebankan kepada kaum mukmin dengan melihat pada sejauh mana ia dianjurkan.
"Memang meninggalkan sunnah Nabi yang bersifat sunnah tidak menyebabkan dosa. Hanya saja, jika dikerjakan dan diikuti akan menghasilkan pahala yang besar. Mengubah dan mengganti sesuatu yang sunnah, jelas merupakan perbuatan bid’ah, serta termasuk kesesatan dan kesalahan besar," kata Nursi.
Selanjutnya, setiap kebiasaan, gerakan, dan diamnya Rasulullah SAW termasuk hal yang sangat baik untuk ditiru. Sebab, pada semua itu terdapat hikmah dan manfaat yang besar, baik bagi kehidupan pribadi maupun sosial. Selain itu, tindakan yang mengikuti sunnah beliau akan mengubah adab dan kebiasaan menjadi bernilai ibadah.
Nursi menjelaskan Rasulullah SAW memiliki akhlak paling mulia, seperti disepakati oleh baik kawan maupun lawan. Beliau adalah sosok pilihan di antara seluruh umat manusia, selain sebagai pribadi yang paling dikenal semua orang. Beliau juga pribadi paling sempurna, bahkan teladan dan pembimbing paling utuh dengan melihat pada ribuan mukjizatnya, kesaksian dunia Islam yang dibentuknya, dan kesempurnaan pribadinya yang didukung oleh hakikat Alquran yang disampaikannya.
Menurut Nursi, jutaan orang-orang mulia bisa menapaki dan mencapai derajat kesempurnaan berkat sikap mengikuti beliau hingga akhirnya mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. "Jika demikian, tentulah sunnah Nabi SAW dan semua tingkah lakunya adalah contoh yang paling utama untuk diteladani, petunjuk yang paling sempurna untuk diikuti, serta prinsip yang paling bijak dan aturan yang paling agung untuk dijadikan landasan hidup seorang muslim," ungkapnya.
Tokoh pembaharu Islam yang berpikiran modern dan moderat ini menambahkan, orang yang bahagia adalah yang paling intens mengikuti sunnah Nabi SAW. Sementara orang yang tidak mengikuti sunnah akan benar-benar merugi jika sikap tidak mengikuti tadi bersumber dari kemalasan, merupakan kejahatan jika tindakannya itu bersumber dari ketidakpedulian, serta merupakan kesesatan yang nyata jika disertai dengan kritikan yang mengandung pengingkaran terhadap sunnah tersebut.