Pesan Muhasabah dan Istighatsah MUI untuk Umat di Akhir 2022
Jangan sampai mengisi akhir tahun dengan kemaksiatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Habib Nabil Al-Musawwa menyampaikan pesan-pesan untuk umat dalam acara Muhasabah dan Istighosah Akhir Tahun 2022. Muhasabah dan istighatsah akan digelar Masjid Istiqlal pada Selasa (20/12/2022) pukul 20.00-22.20 WIB.
Habib Nabil mengatakan, ada beberapa hal yang ingin dikedepankan dalam agenda Muhasabah dan Istighosah Akhir Tahun 2022 supaya menjadi perhatian umat. Biasanya pada akhir tahun momen orang melampiaskan kegembiraan. Melampiaskan kegembiraan dilakukan dengan berbagai cara.
"MUI menginginkan supaya melampiaskan kegembiraan dilakukan dengan cara yang benar, cara islami, cara yang diridhai oleh Allah SWT, dan cara yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW setiap kali mendapat kegembiraan, beliau berdoa dan mensyukuri," kata Habib Nabil saat diwawancarai Republika, Senin (19/12/2022).
Ia mengatakan, jangan sampai umat larut dalam kemaksiatan ketika merayakan kegembiraan di akhir tahun. Jangan sampai laki-laki dan perempuan kumpul dan pacaran sambil melakukan pesta bebas dan minuman keras (miras). Pesta bebas dan miras adalah bentuk kufur terhadap nikmat dari Allah SWT.
"Oleh sebab itu MUI melaksanakan acara muhasabah dan istighatsah tidak pas di akhir tahun, tapi di tanggal 20 Desember supaya pesan-pesan ini sampai kepada umat sebelum 31 Desember, jangan sampai mengisi akhir tahun dengan kemaksiatan, itu mendatangkan azab Allah nanti," ujar Habib Nabil.
Kepada publik, Habib Nabil mengingatkan, MUI mengajak umat mengisi akhir tahun dengan hal-hal bermanfaat dan diridhoi oleh Allah SWT dan sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW. MUI juga mengajak umat untuk berdoa di momen pergantian tahun.
Ia menjelaskan, momen pergantian tahun adalah pergantian waktu. Sebagaimana diketahui, Allah SWT juga bersumpah berkali-kali dengan pergantian waktu. Misalnya, Wal-'asr artinya demi waktu. Hampir setiap pergantian waktu, Allah bersumpah, contohnya demi waktu subuh, demi waktu fajar, waktu dhuha, waktu siang, dan waktu malam.
Habib Nabil mengatakan, agama Islam memandang penting setiap pergantian waktu. Kalau ada yang menyampaikan bahwa mengisi pergantian tahun dengan doa itu tidak ada contohnya, itu keliru.
"Allah mengatakan di dalam Alquran bahwa setiap pergantian waktu ada sesuatu yang penting, sampai Allah bersumpah, maka MUI ingin mengisi pergantian waktu dengan sesuatu yang bermanfaat, mari mengisi pergantian waktu ini dengan berdoa untuk Indonesia, untuk generasi muda, para ulama dan para pemimpin," jelasnya.
Sesepuh Majelis Rasulullah ini menegaskan jadikan pergantian waktu menjadi musim kebaikan maka isi dengan berbagai hal baik. Jangan isi pergantian waktu dengan kemaksiatan.
Habib Nabil mengatakan, MUI adalah payung dari ormas Islam karena MUI gabungan dari ormas-ormas Islam. Di dalamnya ada Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Rabithah Alawiyah, Persis, Al Irsyad, PUI dan lain sebagainya.
"Kita menginginkan pesan-pesan yang disampaikan dalam muhasabah dan istighatsah ini mewakili ormas-ormas juga. Makanya MUI mengundang Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al-Irsyad dan yang lainnya. Saya sendiri yang membaca doa dari Rabithah Alawiyah," kata Habib Nabil.
Habib Nabil menambahkan, semuanya diajak ikut serta muhasabah dan istighatsah. "Ayo umat ini bersatu, ayo ormas-ormas ini bersatu, kira-kira pesannya seperti itu, ayo para ulama ini bersatu karena kalau bersatu kita kuat sebaliknya kalau bercerai kita runtuh," ujarnya.
Ia menegaskan, hal yang MUI inginkan adanya persatuan di kalangan para ulama, generasi muda, dan umat Islam. Untuk sama-sama taat kepada Allah. Serta mensyukuri nikmat dari Allah, bersyukur nikmat negara Indonesia lepas dari Covid-19, lepas dari krisis ekonomi, dan lain sebagainya. Itu semua harus disyukuri. Jangan hanya kembali kepada Allah saat susah, sementara saat senang meninggalkan perintah Allah.
Komisi Dakwah MUI menyampaikan bahwa tokoh-tokoh yang akan membersamai Muhasabah dan Istighatsah Akhir Tahun 2022 di antaranya Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, Ketua MUI KH Muhammad Cholil Nafis, Wakil Sekjen MUI KH Arif Fahrudin, Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi, Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabil Al-Musawwa.