Depresi Jadi Gejala Pendahulu Kanker Pankreas, Dialami Penderita dengan Prognosis Buruk
Penderita rasakan kesehatan mentalnya terganggu sebelum terdiagnosis kanker pankreas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker pankreas ternyata tak hanya bisa memunculkan gejala yang berkaitan dengan fisik, tetapi juga mental penderitanya. Gejala kanker pankreas yang berkaitan dengan kondisi mental penderitanya adalah depresi.
Penulis dan Owner CAJA Environmental Services LCC, Chris Joseph, merupakan salah satu penyintas kanker pankreas stadium 3 yang pernah mengalami gejala depresi. Sebelum terdiagnosis dengan kanker pankreas, Joseph terlebih dulu terdiagnosis dengan depresi.
Kala itu, Joseph mencari bantuan ke tenaga kesehatan mental profesional karena mulai merasa ada yang tak beres. Tanpa sebab yang jelas, Joseph mulai mengalami episode-episode depresi yang serius dan mendalam, bahkan memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Padahal, Joseph mengatakan kehidupannya berjalan dengan sangat baik. Dia tak merasa memiliki alasan untuk memiliki perasaan yang muram. Oleh karena itu, Joseph merasa cukup bingung ketika didiagnosis dengan depresi.
"(Menjalani terapi) membantu meringankan gejalanya," jelas Joseph, seperti dilansir EatThis, Senin (19/12/2022).
Peneliti Barbara J Kenner PhD mengungkapkan bahwa depresi dan kecemasan memang bisa menjadi gejala pendahulu dari sebuah penyakit fisik, termasuk kanker pankreas. Salah satu studi yang menemukan hubungan kuat antara depresi dan kanker pankreas pernah dipublikasikan pada 2016 oleh peneliti Swedia.
Studi tersebut melibatkan 300 ribu pasien kanker dan lebih dari 3 juta individu tanpa kanker sebagai kontrol. Studi tersebut menemukan bahwa ada peningkatan risiko penyakit kejiwaan yang terjadi sekitar hampir satu tahun sebelum kanker terdiagnosis.
Tak hanya itu, diagnosis gangguan kejiwaan juga tampak meningkat sesaat setelah diagnosis kanker ditegakkan. Peningkatan diagnosis gangguan kejiwaan tampak paling besar terjadi pada individu penderita kanker dengan prognosis yang buruk.
Studi berbeda yang melibatkan warga Inggris dan Skotlandia dalam jangka panjang juga menemukan hal serupa. Di awal studi, ada lebih dari 163 ribu pria dan wanita tanpa kanker dan berusia di atas 16 tahun yang berpartisipasi.
Selama studi berlangsung, mereka diminta untuk melaporkan gejala psikologis yang mereka alami dalam keseharian. Selain itu, tim peneliti juga mendapatkan akses untuk memantau rekam medis para partisipan.
Hasil studi menemukan bahwa tekanan psikologis dapat memiliki kapasitas untuk memprediksi beberapa jenis kanker tertentu. Salah satu di antara jenis tersebut adalah kanker pankreas.
Mengenal Gejala Kanker Pankreas
Tentu, depresi tak bisa dijadikan satu-satunya patokan untuk mewaspadai kanker pankreas, kanker yang merenggut nyawa aktor Ghost Patrick Swayze pada September 2009. Ada beragam gejala fisik terkait kanker pankreas yang juga patut diwaspadai.
Sebagian dari gejala fisik yang mungkin terjadi akibat kanker pankreas adalah sakit kuning atau bagian putih mata dan kulit menguning, perubahan kebiasaan berkemih atau buang air besar, nyeri perut, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang pasti. Gejala yang juga mungkin muncul adalah demam, mual, muntah, lelah, gangguan pencernaan, dan gumpalan darah.
Beberapa gejala lain yang juga patut diwaspadai adalah nyeri perut yang menyebar ke punggung, penurunan nafsu makan, feses atau kotoran berwarna terang, dan urine berwarna gelap. Tak hanya itu, kanker pankreas juga bisa memunculkan gejala seperti kulit gatal, serta kemunculan diabetes baru pada seseorang yang sebelumnya sehat atau diabetes menjadi sulit terkontrol pada orang yang sebelumnya sudah terdiagnosis dengan diabetes.
"Tanda dan gejala kanker pankreas sering kali tidak muncul sampai penyakitnya mencapai tahap lanjut," jelas Mayo Clinic.
Ada beragam penyakit lain yang juga bisa memunculkan gejala mirip seperti gejala-gejala kanker pankreas. Terlepas dari itu, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala yang dicurigai berkaitan dengan kanker pankreas.
Sekitar sembilan dari 10 kasus kanker tak berkaitan dengan faktor keturunan. Artinya, penting bagi setiap orang untuk memperhatikan beragam faktor lain dalam keseharian yang mungkin dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk faktor gaya hidup.
Dalam upaya mencegah kanker pankreas, Joseph menganjurkan orang-orang untuk menerapkan gaya hidup yang lebih aktif dan pola makan yang sehat dan seimbang. Joseph juga sangat menganjurkan orang-orang untuk membatasi asupan gula dan makanan olahan.
"Menjadi sehat dan tetap sehat butuh kerja keras. Tapi berurusan atau terkena kanker jauh lebih sulit," ujar Joseph.