Diet Rendah Karbohidrat-Tinggi Lemak Paling Cocok untuk Pengidap Diabetes Tipe 2

Diet rendah karbohidrat-tinggi lemak tampak paling efisien turunkan gula darah.

www.pixabay.com
Nasi dan lauk (ilustrasi). Nasi, pasta, roti, dan kentang termasuk makanan tinggi karbohidrat.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaturan pola makan alias diet yang rendah karbohidrat dan tinggi lemak diklaim paling cocok diterapkan untuk pengidap diabetes tipe dua. Hal itu diungkap dalam penelitian yang diterbitkan di Annals of Internal Medicine.

Studi menemukan bahwa jenis diet tersebut merupakan yang paling efektif untuk menurunkan gula darah. Menurut para peneliti, itu membuat pasien diabetes tipe dua bisa mengendalikan kadar gula darah tanpa harus merasa kelaparan.

Sebagai bagian dari uji coba, 165 pasien dengan diabetes tipe dua diminta menerapkan jenis diet yang berbeda selama enam bulan. Tiap peserta diminta mengikuti diet rendah karbohidrat namun tinggi lemak, atau diet tinggi karbohidrat namun rendah.

Baca Juga


Polifagia, gejala awal diabetes. - (Republika)


Makanan tinggi karbohidrat yang dimasukkan dalam menu antara lain nasi, pasta, roti, dan kentang. Sedangkan, makanan tinggi lemak sehat yang jadi bagian diet antara lain alpukat, ikan berlemak, dan minyak zaitun.

Peserta studi diminta untuk makan jumlah kalori yang sama dengan energi yang dibakar setiap hari.  Para peneliti menemukan bahwa orang yang menjalani diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak menurunkan kadar hemoglobin A1c alias kadar gula darah rata-rata sebesar 0,59 persen, dibandingkan dengan peserta yang menjalani diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak.

Peserta yang mengikuti diet rendah karbohidrat mengalami penurunan lemak tubuh dan lingkar pinggang yang lebih banyak. Penulis utama studi adalah kandidat doktoral University of Southern Denmark, Camilla Dalby Hansen. Menurut Hansen, diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak berpotensi berhasil karena peserta merasa kenyang sepanjang hari.

"Mudah-mudahan ini berarti kepatuhan jangka panjang akan lebih berhasil karena pasien akan kenyang dan tidak perlu kelaparan. Para pasien memiliki kemungkinan untuk mengontrol dietnya sendiri," ujar Hansen, dikutip dari laman Express, Senin (19/12/2022).

Itu bisa memberikan perasaan kendali pada pasien dan menumbuhkan keyakinan bahwa pasien dapat melakukan sesuatu secara mandiri dalam pengelolaan penyakit. Diabetes adalah kondisi yang mengubah hidup yang menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi. 

Diabetes tipe dua jauh lebih umum daripada tipe satu, terhitung sekitar 90 persen dari semua kasus. Berbeda dengan tipe satu, biasanya diabetes tipe dua disebabkan oleh faktor gaya hidup seperti kelebihan berat badan dan kurang berolahraga.

Jenis-jenis tes gula darah. - (Republika)


Sudah lama diakui bahwa pengaturan pola makan dan menghindari makanan tertentu dapat menurunkan risiko diabetes tipe dua atau membantu mengelola gejalanya. Salah satunya, Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) merekomendasikan pasien makan banyak buah dan sayuran serta menghindari makanan manis.

Gejala diabetes tipe dua meliputi buang air kecil lebih sering dari biasanya, terutama di malam hari. Pasien biasanya haus sepanjang waktu, merasa sangat lelah, kehilangan berat badan tanpa sebab, penglihatan kabur, gatal di sekitar penis atau vagina, serta berulang kali terkena sariawan. Jika terluka, pasien lazimnya membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler