Siswa Cerebral Palcy Bisa Belajar Mandiri Berkat Bantuan PLN NP
Bantuan CSR dari PLN NP membawa dampak besar jalannya pendidikan siswa MI Al Ikhlas.
REPUBLIKA.CO.ID, Najwa Qurrota Ayun kini sangat terbantu dengan fasilitas kursi roda yang disediakan pihak sekolah. Sebagai siswi kelas 1 yang mempunyai hambatan cerebral palcy, ia sebelumnya cukup kesulitan bergerak ketika di dalam kelas. Sejak beberapa waktu lalu, ia akhirnya bisa mengikuti pelajaran sekolah dengan baik di Madrash Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Bilingual Elementary School, Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Iya senang dengan bantuan pihak sekolah," kata Najwa yang ditirukan Bu Evi dari yayasan sekolah saat wawancara dengan Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Najwa bukan seorang diri. Ada dua siswa lain yang juga menyandang penyakit cerebral palcy di sekolah tersebut. Keduanya adalah Raditya Baswara (kelas 2) dan Vinisio Zigas Awis Belani (kelas 5). Ketiga siswa tersebut merupakan bagian dari 26 siswa yang berstatus anak berkebutuhan khusus (ABK) di MI Al Ikhlas.
"Jadi kita ada beberapa macam bantuan, intinya sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan siswa dalam proses belajar. Termasuk kita terima kursi roda untuk terapi dan kegiatan upgrade guru-guru," kata Bu Evi menjelaskan.
Dia menerangkan, MI Al Ikhlas hadir untuk menjawab kebutuhan di masyarakat. Hal itu karena selama ini, siswa berkebutuhan khusus biasanya didaftarkan di sekolah luar biasa (SLB) dan sekolah dasar luar biasa (SDLB). Bu Evi menyampaikan, perkembangan zaman dan membuat MI Al Ikhlas menjawab kebutuhan orang tua dengan menerima siswa untuk mengikuti pendidikan secara khusus, dengan melatih mereka untuk bersosialisasi seperti siswa pada umumnya.
"MI Al Ikhlas memang membentuk progam pendidikan khusus dan pelayanan khusus inklusif," ujar Bu Evi.
Sekretaris Yayasan MI Al Ikhlas, Dwi Hendri Setiawan menambahkan, pihaknya sangat bersyukur menjadi sasaran bantuan program PT PLN Nusantara Power (PLN NP) melalui salah satu unit pembangkitnya, PLTA Brantas. Dia menyampaikan, sebagai lembaga pendidikan yang baru berusia 15 tahun, MI Al Ikhlas memang membutuhkan bantuan penambahan fasilitas untuk meningkatkan proses belajar mengajar antara guru dan siswa.
"Kebetulan, alhamdulillah PLN Nusantara Power menjadikan sekolah kami sebagai tujuan CSR. Semua bantuan yang diberikan itu sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pihak sekolah," kata Dwi.
Ketika ada informasi PLN NP mau menyalurkan bantuan CSR, pihak sekolah menyampaikan segala kebutuhan. Terutama, terkait dengan fasilitas bagi siswa berkebutuhan khusus yang memang memerlukan sarana peralatan lebih dibandingkan siswa biasa.
"Jadi kita diberi dana CSR dan pihak sekolah yang membelanjakannya. Kita ada total sekitar 185 siswa dan 26 siswa khusus, kita pisah kelasnya," kata Dwi.
Dia menjelaskan, bantuan tiga kursi roda yang diajukan, misalnya, hal itu dilatarbelakangi siswa ABK pengidap cerebral palcy selama ini, ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) selalu bersandar kepada ibunya. Alhasil, sang ibu harus menunggu selama proses KBM di kelas. Pun ketika ada kegiatan outdoor, siswa harus di gendong guru dan orang tua.
"Ananda tidak bisa duduk tegak karena tidak ada sandaran yang sesuai dan ananda tidak bisa bermain di luar kelas," ujar Dwi.
Pihaknya sangat bersyukur akhirnya sekolah memiliki kursi roda. Sehingga ketiga siswa tersebut bisa belajar mandiri tanpa perlu didampingi orang tua terus selama KBM berlangsung. Dia pun menganggap, bantuan CSR dari PLN NP membawa dampak besar bagi jalannya pendidikan siswa. "Jadi pembelajaran lebih efisien, ananda bisa mengikuti kegiatan outdoor, dan guru lebih mudah melakukan pembelajaran di area outdoor," ucap Dwi.
Direktur Human Capital PLN NP, Karyawan Aji menerangkan, bantuan yang diberikan kepada MI Al Ikhlas sebagai bentuk bentuk dukungan dan salah satu bentuk kepedulian dari PLN dalam mewujudkan persamaan hak dalam pendidikan. Dia menganggap, pendidikan inklusif direncanakan untuk menyediakan pelayanan, sarana prasarana, hingga guru khusus guna membimbing ABK.
Di dalam program itu juga memetakan dan menyeleksi potensi serta keistimewaan bagi siswa berkebutuhan khusus, sehingga potensi tersebut dapat dimaksimalkan. Atas dasar itulah, pihaknya merasa tepat jika penyaluran dana CSR diserahkan kepada lembaga pendidikan yang memiliki perhatian untuk mendidik ABK.
"PLN NP berkolaborasi dengan MI Al Ikhlas untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial untuk memaksimalkan potensi kecerdasan dan bakatnya. Saya harap kontribusi kami sebagai PLN NP dapat mewujudkan hal tersebut," kata Karyawan saat seremoni penyerahan bantuan beberapa waktu lalu.
Bupati Malang, M Sanusi, menganggap, kontribusi dan sumbangsih dari PLN NP merupakan sebuah langkah luar biasa. Dia menilai, tidak banyak lembaga yang memberi atensi lebih kepada ABK. Apalagi, bantuan yang diberikan juga mencakup beasiswa agar orang tua tidak lagi memikirkan biaya untuk anaknya.
"Sebanyak 26 siswa yang menerima beasiswa ini saya rasa akan merasa istimewa karena mendapatkan perhatian dari PLN NP. Saya mewakili Pemerintahan Kabupaten Malang mengucapkan terima kasih kepada PLN NP atas kolaborasi yang apik ini," kata Sanusi.