BUMN Dorong BSI Jadi Tulang Punggung Industri Halal

BUMN bangun ekosistem ekonomi syariah dengan Qatar dan UEA.

Republika/Muhammad Nursyamsi
Menteri BUMN Erick Thohir saat konferensi pers capaian dan rencana kerja bertajuk BUMN 2023: Tumbuh dan Kuat untuk Indonesia di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (2/1).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pengembangan sektor ekonomi syariah menjadi salah satu rencana kerja bagi BUMN untuk 2023.  Untuk itu, Erick mendorong PT Bank Syariah Indonesia (BSI) lebih aktif menjadi backbone atau tulang punggung bagi sektor ekonomi syariah nasional.

Baca Juga


"Saya selalu bilang, dalam pengembangan ekonomi, financial gain itu paling penting," ujar Erick saat konferensi pers capaian dan rencana kerja bertajuk "BUMN 2023: Tumbuh dan Kuat untuk Indonesia" di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (2/1/2023).
 
Menurut Erick, membicarakan pengembangan industri syariah tidak akan maksimal tanpa diiringi kehadiran perbankan yang kuat. Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu mengaku gembira dengan peningkatan kinerja dan pertumbuhan aset BSI yang cukup signifikan. 
 
"Tadi di acara Bank Indonesia, Dirut BSI ketemu saya bilang insya Allah asetnya tembus (ratusan triliun), silakan ditanya (ke BSI). Karena kan saya kalau ketemu dirut selalu tanya angka," ucap Erick. 
 
Dengan kondisi yang kian menguat, Erick ingin BSI tampil seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam mendampingi dan meningkatkan skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dia menyebut kokohnya finansial BSI akan berdampak besar bagi akselerasi industri halal nasional. 
 
"Kalau kita punya sistem finansial yang kuat, maka industri halal kita punya backbone (tulang punggung) seperti kita menjaga UMKM dengan BRI," lanjutnya. 
 
Erick menilai, penguatan finansial juga akan memudahkan BSI melakukan sejumlah pengembangan semisal terhadap sektor asuransi syariah maupun sektor lain. Bagi Erick, yang terpenting ialah market besar Indonesia sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia dapat menjadi pemain industri halal dunia, bukan sekadar menjadi pasar bagi industri halal negara lain. 
 
"Kita harus jadi produsen industri halal karena data yang saya punya, kita sepuluh besar saja tidak masuk," sambung mantan Presiden Inter Milan tersebut. 
 
Karena itu, Erick terus mendorong peningkatan kerja sama dengan negara lain dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah Indonesia. Hal ini ia lakukan saat kunjungan kerja ke Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) belum lama ini. 
 
"Kemarin di Qatar ketemu menkeu, pengusaha, Qatar Investment mengenai industri syariah, termasuk sapi halal antara Baladna dan PT Berdikari lagi bicara karena kita impor sapi terus 1,5 juta. Kita bangun ekosistem dengan Qatar dan UEA," kata Erick.
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler