BMKG: 1.138 Gempa Bumi di Aceh Sepanjang 2022
Terdapat 44 gempa bumi yang dirasakan sepanjang tahun 2022
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar mencatat sebanyak 1.138 gempa bumi mengguncang wilayah Provinsi Aceh selama tahun 2022, dengan berbagai kekuatan (magnitudo) dan kedalaman.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar Andi Azhar Rusdin, Senin, di Banda Aceh, mengatakan pihaknya memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan monitoring gempa bumi di wilayah Tanah Rencong itu.
"Hasilnya tercatat setidaknya 1.138 kejadian gempa bumi yang terjadi tahun 2022 di wilayah Aceh dengan berbagai kekuatan dan kedalaman," kata Azhar.
Ia menjelaskan gempa bumi yang terjadi di Aceh didominasi dengan gempa bumi dengan magnitudo di bawah dari 5, yakni sebanyak 783 gempa bumi dengan magnitudo di bawah dari 3 dan 345 gempa bumi dengan magnitudo 3 hingga dengan magnitudo kurang dari 5.
"Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo lebih besar dengan 5 tercatat sebanyak 10 kejadian, dimana magnitudo terbesar yaitu magnitudo 6.4 yang terjadi di laut sebelah barat Aceh pada 24 September 2022 lalu," katanya.
Selanjutnya, kata Azhar, berdasarkan kedalaman, gempa bumi yang terjadi di Aceh didominasi dengan gempa bumi dangkal, yakni dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer sebanyak 1.038 kejadian.
Kemudian, gempa bumi dengan kedalaman menengah 60 kilometer hingga kurang dari 300 kilometer sebanyak 100 kejadian, dan tidak ada kejadian gempa bumi yang terjadi pada kedalaman lebih dari 300 kilometer.
"Terdapat 44 gempa bumi yang dirasakan sepanjang tahun 2022," ujarnya.
Azhar menjelaskan dari peta seismisitas wilayah Aceh pada 2022, terlihat bahwa wilayah patahan sumatera segmen Aceh-central yang terletak Kabupaten Pidie bagian barat merupakan wilayah dengan tingkat keaktifan gempa bumi tinggi.
"Dengan keaktifan gempa bumi di wilayah Aceh yang tinggi, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada, bersikap tenang, tidak panik dan tidak terpancing oleh informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.
Azhar menambahkan peningkatan kapasitas masyarakat sangat diperlukan untuk menghadapi ancaman bahaya gempa bumi. Kata dia, sumber informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarluaskan melalui kanal komunikasi resmi.