Ketidakpastian Ekonomi, Bagaimana Potensi Investasi Surat Utang?

Penerbitan obligasi swasta pada tahun ini diperkirakan lebih rendah.

Republika
Negara Kantongi Rp 19 Triliun dari Lelang 7 Surat Utang
Rep: Rahayu Subekti Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senior Investment Information Mirae Asset, Martha Christina mengungkapkan sejumlah potensi mengenai karakteristik investasi surat utang di tengah ketidakpastian ekonomi. Terlebih menurutnya, ketika ada potensi kemungkinan resesi yang meningkat membuat membuat ketidakpastian juga bertambah.

"Investor akan memilih berinvestasi di instrumen yang lebih tidak berisiko," kata Martha dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas, Selasa (10/1/023).

Jika dilihat dari penerbitan surat utang sendiri, Martha menuturkan untuk penerbitan swasta pada tahun ini diperkirakan lebih rendah. Hal itu terjadi karena adanya masalah suku bunga yang cukup tinggi.

"Jadi memang dari sektor swasta lebih menahan. Apalagi kita tahu bahwa ada potensi resesi global atau di negara besar mereka tidak bisa agresif dan lebih memilih menahan," jelas Martha.

Sementara untuk Surat Berharga Negara (SBN), Martha mengatakan pemerintah sudah menargetkan untuk menaikkan alokasi pada 2023 dari Rp 100 triliun menjadi Rp 130 triliun. Menurutnya, pemerintah sudah meningkatkan target penerbitan SBN pada tahun ini hingga 30 persen.

"Ini (Peningkatan SBN 2023) juga seiring adanya minatnya yang tinggi karena memang dengan bunga tinggi meningkatkan minat dari investor untuk investasi di SBN," tutur Martha.

Terkait dengan pendapatan yang diterima dari investasi, Martha melihat, jika suku bunga mulai stabil maka harga obligasi stabil. Kondisi itu menurutya akan membuat yield juga stabil.

"Memang kuncinya ketika Bank Indonesia sudah mulai mempertahankan tingkat suku bunga, ini nanti harga obligasi yield nya juga lebih stabil," ucap Martha.


Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler