Operasional Bandara Sentani Berjalan Lancar Usai Kerusuhan
Kerusuhan terjadi usai penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan bahwa Bandara Sentani berjalan lancar setelah sempat dinyatakan Siaga II akibat kerusuhan pada Selasa (10/1/2023). Kerusuhan terjadi usai penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe.
"Alhamdulillah, hari ini situasi di Bandara Sentani sudah aman dan terkendali, aktivitas di terminal penumpang dan kargo berjalan normal. Pihak TNI/Polri sangat membantu dalam pengamanan di Bandara, sehingga kerusuhan dapat dikendalikan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara M Kristi Endah Murni di Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Kristi menyampaikan, setelah penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe di Papua, massa mulai membuat kerusuhan dan mendekati terminal penumpang dan terminal kargo Bandara Sentani. Namun demikian, status keamanan di Bandara Sentani sudah dinyatakan aman sehingga operasional penerbangan berjalan lancar.
"Saya tetap mengimbau agar rekan-rekan di daerah tetap meningkatkan kewaspadaan dan terus berkoordinasi dengan semua stakeholder penerbangan, untuk memastikan keselamatan dan keamanan di bandara," ujarnya.
Ia mengatakan, tahun 2023 merupakan tahun politik sehingga berbagai kemungkinan dapat terjadi di lapangan. Ia juga meminta agar jajarannya berhati-hati dalam mengambil langkah dan tindakan.
"Apapun yang dikerjakan harus sesuai dengan aturan yang berlaku, dan wajib segera melaporkan kejadian di daerah ke kantor pusat, agar dapat termonitor dan mengambil kebijakan untuk keberlangsungan operasional penerbangan di bandara," katanya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke, Asep Kosasih Samapta mengatakan, pihaknya bersama dengan aparat TNI/Polri akan terus melakukan penjagaan keamanan di sekitar wilayah Bandara Sentani.
Harapannya, tidak ada lagi kerusuhan serupa terjadi mengingat bandara adalah tempat vital, pintu masuk melalui moda transportasi udara yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Asep menambahkan agar masyarakat Papua bisa bersama-sama menjaga fasilitas yang ada di bandara. "Kerusuhan dan pengrusakan fasilitas di bandara tentunya akan sangat merugikan semua pihak. Jika bandara tidak beroperasi maka mobilitas masyarakat dan barang kargo akan terhambat," katanya.