Jokowi: Pemerataan Infrastruktur Dukung Stabilitas Ekonomi Nasional

Angka kemiskinan Indonesia pada 2022 menurut menjadi 9,54 persen.

Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat P
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini tercatat masih cukup tinggi di tengah kegentingan kondisi global yang sulit dikalkulasi. (ilustrasi).
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini tercatat masih cukup tinggi di tengah kegentingan kondisi global yang sulit dikalkulasi. Menurut dia, hal ini didukung oleh daya saing yang semakin baik dan juga pembangunan infrastruktur yang semakin merata di semua daerah di Indonesia.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di pembukaan rapat koordinasi nasional dan musyawarah dewan partai Partai Bulan Bintang (PBB) Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (11/1/2023).

“Karena daya saing kita yang semakin baik didukung oleh infrastruktur yang pemerataannya kita lakukan di semua provinsi, alhamdulillah itu sangat mendukung sekali stabilitas ekonomi kita saat ini,” kata Jokowi dikutip pada Kamis (12/1/2023).

Jokowi melanjutkan, angka kemiskinan Indonesia pada 2021 tercatat sebesar 10,1 persen. Kemudian pada 2022 terus mengalami perbaikan hingga menurun satu digit menjadi 9,54 persen.

Sedangkan angka pengangguran juga mengalami penurunan dari 7,1 persen pada 2021 menjadi 5,9 persen pada 2022. Penurunan angka pengangguran ini didorong oleh banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia.

Begitu pula porsi arus modal yang masuk keluar Pulau Jawa kini semakin meningkat dibandingkan di Pulau Jawa. Jokowi menyebut arus modal di luar Pulau Jawa pada 2022 sudah mencapai 53 persen, sedangkan di Jawa sebesar 47 persen.

“Kalau kita melihat sekarang porsinya arus modal yang datang ke Jawa dan keluar Jawa sekarang ini di luar Jawa sudah lebih besar daripada di Jawa,” kata dia.

Jokowi mengatakan, jika porsi arus modal di luar Pulau Jawa semakin membesar, maka pemerataan ekonomi tidak hanya akan terjadi di Jawa saja, namun juga di luar Jawa.

“Karena kita tahu kita ini memiliki 17 ribu pulau dan Jawa adalah satu-satunya. Tetapi kalau melihat angka-angka di Jawa ini PDB ekonomi itu berada di angka 56 persen. 56 persen PDB ekonomi ada di Jawa, terus yang pulau yang lain yang 17 ribu itu disisain berapa-berapa, dapat kita bayangkan,” ungkapnya.

Begitu juga dengan jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 56 persen berada di Jawa. Jokowi menyebut, jumlah penduduk di Jawa saat ini sudah sangat padat. Karena itu diperlukan upaya pemerataan ekonomi di seluruh daerah.


Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler