Gitaris Jeff Beck Wafat Setelah Ketularan Meningitis Bakterialis, Seperti Apa Gejalanya?

Meningitis bakterialis dapat menyerang semua kelompok usia.

EPA-EFE/LAURENT GILLIERON
Gitaris Inggris Jeff Beck tampil di aula Stravinski dalam Festival Jazz Montreux ke-41 di Montreux, Swiss, 15 Juli 2007 (diterbitkan ulang 12 Januari 2023). Gitaris legendaris Inggris Jeff Beck telah meninggal pada 10 Januari pada usia 78 tahun setelah tertular meningitis bakteri, kata keluarganya dalam sebuah pernyataan pada 11 Januari 2023.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jeff Beck, salah satu gitaris rock paling berpengaruh sepanjang masa, meninggal dunia di usia 78 tahun pada Selasa (10/1/2023). Menurut keterangan keluarga, musisi legendaris itu meninggal mendadak setelah tertular bakteri meningitis.

Dikutip dari laman The Sun, Jumat (13/1/2023), meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi tersebut dapat menyebabkan septikemia (keracunan darah) yang mengancam jiwa dan mengakibatkan kerusakan permanen pada otak atau saraf.

Baca Juga


"Atas nama keluarganya, dengan kesedihan yang mendalam, kami berbagi berita tentang meninggalnya Jeff Beck," cicit keluarga melalui akun Twitter resmi Beck.

"Setelah tiba-tiba tertular meningitis bakterialis, dia meninggal dengan tenang kemarin. Keluarganya menginginkan privasi selagi mereka memproses kehilangan yang luar biasa ini."

Kepala eksekutif badan amal Meningitis Now, dr Tom Nutt, mengatakan berita mengejutkan itu mengingatkan bahaya penyakit tersebut. Ia menjelaskan meningitis bakteri dapat mempengaruhi semua kelompok umur.

"Kami akan mendorong semua orang untuk memastikan bahwa mereka mengetahui tanda dan gejala meningitis dan memiliki kepercayaan diri untuk bertindak cepat dan mencari bantuan medis jika mereka yakin mereka sakit," ujarnya.

Apa saja gejala meningitis?
Gejala meningitis berkembang secara tiba-tiba. Gejalanya meliputi demam tinggi lebih dari 37,5 derajat Celsius, sakit, sakit kepala, ruam seperti jerawat yang tidak memudar, terutama di leher, menjadi peka terhadap cahaya terang, mengantuk, lekas marah, kekurangan energi, tangan dan kaki dingin, serta kejang.

Ruam klasik yang terkait dengan meningitis biasanya tampak seperti tusukan peniti kecil berwarna merah pada awalnya. Namun, itu akan menyebar ke seluruh tubuh dan berubah menjadi bercak merah atau ungu.

"Jika Anda menekan sisi gelas dengan kuat ke kulit di mana ruam itu berada dan mendapatinya tidak memudar, itu adalah tanda keracunan darah dan Anda harus segera mendapatkan pertolongan medis," ujarnya.

Meningitis Research Foundation telah memperingatkan gejalanya dapat dengan mudah disalahartikan sebagai mabuk. Badan amal itu menyerukan masyarakat untuk memperhatikan gejala tersebut pada keluarga dan teman selama musim dingin, ketika penyakit itu lebih umum.

Rata-rata kasus meningitis bakteri terjadi tiga kali lipat pada bulan Januari dibandingkan dengan bulan September. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan kasus jenis yang sangat mematikan di kalangan remaja dan dewasa muda di Inggris.

Tingkat kematian adalah 12 persen dibandingkan dengan sekitar lima persen untuk jenis meningitis lainnya. Pada bayi, gejalanya bisa sedikit berbeda.

Bayi mungkin menolak untuk makan, gelisah, dan tidak mau diangkat. Bayi memiliki titik lemah menonjol di kepala mereka, menjadi lunglai dan tidak responsif, memiliki tangisan bernada tinggi yang tidak biasa, serta memiliki tubuh yang kaku.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler