Dinkes Kota Bandung: 72 Suspek Campak pada 2022, Delapan Positif
Dinkes Kota Bandung meminta masyarakat waspada penyakit campak.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat, memastikan penanganan pasien yang mengalami gejala seperti campak. Pada 2022, Dinkes Kota Bandung mencatat ada 72 laporan kasus suspek campak.
“Dari hasil penyelidikan, hanya delapan (positif campak) di Kota Bandung,” kata Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian, Senin (23/1/2023).
Anhar menjelaskan, penyelidikan lebih lanjut dilakukan untuk melihat potensi penularan yang dapat mengarah ke kejadian luar biasa (KLB). Berdasarkan hasil penyelidikan, kata dia, kasus campak pada tahun lalu tidak berkaitan dari sisi waktu dan tempat. “Kota Bandung berkesimpulan tidak bisa dinyatakan atau tidak terjadi KLB campak,” ujarnya.
Mengantisipasi potensi penyebaran campak, Anhar mengatakan, Dinkes Kota Bandung menguatkan langkah surveilans. Setiap anak yang bergejala campak, seperti mengalami demam dan muncul ruam, akan diambil sampelnya dan ditindaklanjuti sesuai prosedur. “Ada dua gejala itu, laporkan, berobat ke puskesmas. Nanti puskesmas akan lapor ke kami kalau anak dilakukan tindakan,” kata dia.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan mencatat 3.341 infeksi campak pada 2022 secara nasional. Jumlahnya dilaporkan meningkat sekitar 32 kali lipat dari tahun sebelumnya. Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine, salah satu penyebab melonjaknya kasus lantaran cakupan vaksinasi campak menurun dalam dua tahun terakhir. Kondisi pandemi Covid-19 dinilai memberikan pengaruh pada kekhawatiran orang tua membawa pergi anaknya ke luar rumah.
Di Kota Bandung, Anhar menyebut sejauh ini kasus campak masih relatif aman dan terkendali. Meski demikian, ia meminta masyarakat tetap waspada dan segera memeriksakan diri apabila ada gejala seperti campak. “Secara umum di Jabar (Jawa Barat) ada peningkatan, dan harus waspada,” kata Anhar.