Anggaran Dikurangi, Kementan Turunkan Penanaman Kedelai 2023

Kementan menurunkan luasan penanaman kedelai tahun ini.

Republika/Wihdan Hidayat
Perajin mengemas kedelai di pabrik tempe Muchlar, Bantul, Yogyakarta, Rabu (2/11/2022). Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menurunkan luasan penanaman kedelai tahun ini lantaran adanya pemangkasan anggaran.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menurunkan luasan penanaman kedelai tahun ini lantaran adanya pemangkasan anggaran. Direktur Jenderal Tanaman, Kementan, Suwandi mengatakan, dalam pagu anggaran 2023 sebelumnya, pihaknya mendapatkan total alokasi anggaran sebanyak Rp 3 triliun untuk seluruh program tanaman pangan. Dengan alokasi tersebut, pihaknya menargetkan penanaman kedelai seluas 368.800 hektare.

Baca Juga


"Sehubungan dengan ada realokasi anggaran sebesar Rp 263 miliar, rencana kegiatan kedelai menjadi 250 ribu hektare," kata Suwandi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Suwandi menjelaskan, realokasi anggaran itu dipindahkan kepada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan sehingga anggaran yang dimiliki untuk mendanai program tanaman pangan tersisa Rp 2,7 triliun. Lantas, pengembangan kedelai tahun ini terkena dampak.

Ia memerinci, dengan anggaran tersebut, penanaman kedelai seluas 250 ribu hektare bakal menyedot dana Rp 502,3 miliar. Sebanyak Rp 469,7 miliar digunakan untuk kebutuhan budidaya sedangkan Rp 32,63 miliar untuk pembinaan program kedelai.

Berdasarkan catatan Kementan, rata-rata produktivitas kedelai lokal hanya berkisar 1,6 ton hingga 3 ton per hektare. Jika penanaman 250 ribu hektare 2023 tercapai penuh, produksi yang didapat berjumlah sekitar 400 ribu ribu ton hingga 750 ribu ton.

Realisasi tahun penanaman kedelai tahun 2022 lalu mencapai 155,1 hektare atau 98 persen dari target 157,7 hektare. Dari penanaman tersebut, diperoleh produksi kedelai 300 ribu ton atau setara dengan produktivitas sekitar 2 ton per hektare.

Badan Pangan Nasional sebelumnya telah menetapkan harga acuan kedelai lokal sebesar Rp 10.775 per kg. Dengan adanya jaminan harga itu, diharapkan petani terdorong untuk membudidayakan kedelai demi mengejar swasembada.

Seperti diketahui, sebagian besar kebutuhan kedelai nasional masih dipasok dari importasi. Untuk kebutuhan produksi tahu dan tempe saja, rata-rata kebutuhan kedelai sebanyak 3 juta ton, di mana 1 juta ton untuk tahu dan 2 juta ton untuk tempe. Perajin tahu dan tempe menyatakan, kedelai lokal dapat diprioritaskan untuk bahan baku pembuatan tahu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler