Gerindra Nilai Perjanjian Prabowo dan Anies tak Mengikat, Siap Berkontestasi di Pilpres
Gerindra tak tertarik membahas isi perjanjian yang pernah dibuat Prabowo dan Anies.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman menanggapi viralnya kembali perjanjian antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan terkait pemilihan presiden (Pilpres). Ia mengaku tak tertarik dengan isi perjanjian tersebut.
"Kami tidak tertarik lah isi perjanjian, itu tidak penting bagi kami lah. Yang paling penting bagaimana Pak Prabowo bisa maju dan menang di 2024," ujar Habiburokhman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Anies sendiri sudah memenuhi persyaratan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen. Mantan gubernur DKI Jakarta itu telah mendapatkan dukungan resmi dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Itu hak mereka, bagian dari konstitusi. Ya monggo, kita siap berkontestasi secara sehat," ujar Habiburokhman.
Jikalau benar ada perjanjian tersebut, ia meyakini bahwa perjanjian tersebut hadir secara lisan saja. Bukan perjanjian yang mengikat secara hukum.
"Lebih mengingat secara moral dan kalau mau dipatuhi ya monggo, kalau tidak mau dipatuhi ya siapa yang mempermasalahkan," ujar anggota Komisi III DPR itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno memberikan penjelasan terkait perjanjian politik antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang diungkap di kanal Youtube milik mantan politisi, Akbar Faizal pada Sabtu (27/1/2023) lalu. Dalam perjanjian itu, jika Prabowo menjadi capres, Anies tidak akan ikut dalam kontestasi pilpres.
“Oh yang di podcast. Menurut saya karena itu perjanjiannya. Saya mengarahkan sih supaya ada dari podcast itu ada podcast lanjutan,” ujar Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sandiaga mengatakan, perjanjian tersebut ditandatangani di atas materai oleh tiga pihak, yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan dirinya. Draf perjanjian tersebut, kata dia, ditulis tangan dan dipegang Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Fadli Zon dan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
“Jadi nanti mungkin Pak Dasco atau Pak Fadli yang mungkin bisa memberikan keterangan karena itu juga menyangkut ada sisi pak Prabowo dan Pak Anies,” kata dia.