Kebijakan Presiden Efektif Tanggulangi Covid-19, Ekonom Optimistis Ekonomi RI Terus Tumbuh

Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat menjaga ekonomi dalam negeri.

setkab.go.id
Presiden Joko Widodo
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi melebihi angka 5 persen.

Baca Juga


Positifnya pertumbuhan ekonomi tersebut menurut Piter tidak lepas dari kesuksesan pemerintah secara cepat menanggulangi pandemi Covid 19 yang menghantam seluruh dunia. Secara bersamaan pemerintah juga mengeluarkan kebijakan yang dapat menjaga ekonomi dalam negeri.  

“Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 memang sudah diperkirakan di atas 5 persen. Apresiasi kepada pemerintah yang berhasil menanggulangi pandemi dengan cepat sekaligus menjaga perekonomian tidak mati selama pandemi sehingga bisa dengan cepat bangkit ketika pandemi usai,” ujar Piter, dalam keterangan persnya, Selasa (31/1/2023).

Dengan terkendalinya Covid 19, Piter mendorong supaya pertumbuhan ekonomi tahun 2023 bisa lebih tinggi lagi, meskipun dihadapkan dengan krisis ekonomi global. Dia optimis Indonesia dapat melaluinya.

“Tahun 2023 seharusnya tahun kebangkitan. Pemerintah hendaknya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Kendalanya adalah kondisi global. Gejolak global membuat kita sulit memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Tetapi bukan sesuatu yang tidak mungkin,” ucap Piter.

Piter berpandangan, pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen bukanlah sesuatu yang sulit, yang lebih penting menurut Piter adalah mencapai pertumbuhan ekonomi melebihi di atas angka 5 persen.

“Kalau hanya mencapai target 5 persen saya kira tidak sulit. Yang harus dikejar adalah pertumbuhan di atas target 5 persen,” jelasnya. 

Untuk melampaui target tersebut, Piter menyarankan agar pemerintah menjaga permintaan domestik dan menstimulus tingkat konsumsi masyarakat dan investasi dalam negeri secara masif.

“Salah caranya adalah dengan menjaga permintaan domestik. Konsumsi dan investasi domestik harus dipacu sebesar-besarnya. Hambatan-hambatan di perekonomian domestik harus dihilangkan,” papar Piter.

Sebelumnya, pasca pencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), pemerintah terus berupaya untuk pertumbuhan ekonomi nasional di tengah penurunan ekonomi global dan permintaan luar negeri.

Pemerintah terus mendorong beberapa langkah dalam negeri, yaitu untuk belanja dalam negeri didorong, konsumsi dan investasi juga terus didorong, dan beberapa sektor diharapkan bisa terus dipacu; sektor industri, sektor pariwisata.

Salah satu prioritas kebijakan pemerintah adalah mempertahankan dan mendorong daya beli masyarakat serta menjaga inflasi. Selain itu, pemerintah juga mendorong sektor pariwisata sebagai mesin ekonomi, termasuk pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler