Dianggap Mainan, Kasus Balita Keracunan Vape di Australia Bertambah

Balita sering menganggap vape mainan dan memasukkannya ke mulut.

www.freepik.com
Kasus balita keracunan vaping di Australia bertambah. Hal ini karena balita sering menganggap vape sebagai mainan dan memasukkannya ke dalam mulut. (ilustrasi)
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah anak di bawah usia empat tahun di Australia secara tidak sengaja keracunan produk vaping. Pusat Informasi Keracunan (NSW Poisons Information Center) di negara itu, menerima 213 panggilan terkait paparan rokok elektrik dan likuid pada kelompok usia ini sepanjang 2022. Pada 2021, hanya ada 127 panggilan serupa.

Baca Juga


Spesialis senior di NSW, Genevieve Adamo, mengatakan balita yang menemukan produk tersebut menganggapnya sebagai mainan sehingga mereka memasukkannya ke dalam mulut. "Mereka mengatakan, 'Oh anak itu mengambilnya dan memasukkannya ke dalam mulutnya seperti boneka'," kata Adamo seperti dilansir ABC News, Rabu (1/2/2023).

Dalam satu tahun, kejadian cedera akibat vaping pada anak-anak di kelompok usia itu juga lebih sering terjadi, dibandingkan dengan jumlah insiden yang sama dari barang-barang rumah tangga. Adamo menilai hal ini sangat mengkhawatirkan karena angkanya hampir sama dengan keracunan yang tidak disengaja dari produk sehari-hari seperti semprotan lalat dan zinc oksida yang ditemukan dalam krim ruam popok.

Secara keseluruhan, pusat layanan NSW menerima 365 panggilan pada 2022, dibandingkan dengan 284 panggilan pada tahun sebelumnya. NSW juga menyatakan bahwa jumlah tersebut terus meningkat selama lima tahun. Itu berarti 58 persen dari total jumlah panggilan terkait dengan anak-anak di bawah usia empat tahun.

Adapun gejala yang dilaporkan meliputi mual, muntah, batuk-batuk, detak jantung yang meningkat, kehilangan kesadaran, dan dalam beberapa kasus, kejang-kejang.  Profesor obat pernapasan di Macquarie University Hospital, Matthew Peters, mengatakan harga vape yang mahal yaitu lebih dari 100 dolar AS pada 2019 menjadi penghalang bagi para remaja untuk mengaksesnya. Namun, munculnya produk murah dan sekali pakai dinilai mengubah keadaan tersebut.

Lantas apa dampak vape terhadap paru-paru? Peters mengatakan, paru-paru dirancang untuk menghirup udara bersih dan mengekstrak oksigen murni. "Vape bisa melumpuhkan sebagian respons kekebalan tubuh normal dari paru-paru. Itu menyebabkan proses peradangan seperti halnya merokok," kata Peters. 

Profesor emeritus di pusat kesehatan Sydney University, Simon Chapman, yang telah puluhan tahun berfokus pada pengendalian tembakau, mengatakan saat ini vape sudah sangat populer di kalangan anak muda. "Saya pernah bertanya kepada cucu saya yang berusia 12 tahun, apakah anak-anak senior di sekolah dasar melakukan vaping, dan dia menjawab ya. Ketika saya tanya lagi mengapa, dia dengan penuh semangat bilang karena bisa merasakan vaping rasa lemon," jelas Chapman.

Chapman mengatakan, dampak kesehatan dari merokok atau vaping biasanya tidak terjadi saat itu juga. "Ketika seseorang terpapar asbes, mereka tidak meninggal pada hari itu, pekan itu, bulan itu, tahun itu, atau bahkan dalam 10 tahun ke depan. Mereka meninggal 40 atau 50 tahun kemudian, karena penyakit paru-paru yang sangat mengerikan," kata dia.

Dia mengatakan, seseorang yang merokok, menghirup asap tembakau rata-rata sekitar 100 kali sehari. Sedangkan seseorang yang menggunakan vape setiap hari menghirup vape sekitar 500 kali sehari. Menurut Peters, kadar nikotin yang tinggi meningkatkan kecanduan. Karenanya, jumlah nikotin yang dihisap oleh para remaja lewat vape membuat mereka sulit untuk berhenti dari aktivitas vaping.

"Jika Anda berusia 14 tahun, kapasitas untuk merokok tujuh atau delapan batang sehari rasanya mustahil. Di sisi lain, itu sangat mudah dilakukan jika Anda menggunakan vaping," kata Peters.

Vape tipe double-barelled mengandung nikotin yang setara dengan sekitar 10-12 bungkus rokok. Sementara rokok elektrik juga mudah disembunyikan dari guru dan orang tua. 

Therapeutic Goods Administration pada bulan ini telah selesai menerima pengajuan mengenai potensi reformasi terhadap peraturan dan undang-undang pemerintah. Peters mengatakan, ada sekitar 4.000 pengajuan yang diterima, yang dapat mendorong pemerintah federal untuk mengatur lebih lanjut industri ini secepatnya pada 2023.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler