Kemenag Ajak UIN Walisongo Perbanyak Narasi Moderasi Beragama di Dunia Maya
Dakwah di dunia maya memberikan pemahaman moderasi beragama ke publik.
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Staf Khusus Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo, mengajak para pejabat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang untuk terus menarasikan moderasi beragama di dunia maya.
Hal ini bisa dilakukan para pejabat UIN Walisongo dengan memperkaya berbagai tulisan maupun video dengan narasi- narasi Islam yang indah dan damai untuk menyejukkan umat beragama.
“Sentimen itu --paling mudah ‘diaduk- aduk’-- menggunakan isu- isu agama, di sinilah peran para pejabat UIN Walisongo untuk melakukan kontra narasi, dengan memperbanyak menarasikan Islam yang positif dan menyejukkan umat beragama,” ungkapnya, dalam keterangan pers kepada Republika, Jumat (3/2).
Ihwal ini, lanjut Wibowo, juga telah ditekankannya kepada para peserta Training of Trainer (ToT) ‘Penguatan Moderasi Beragama’ bagi Pimpinan UIN Walisongo Semarang, di Balai Diklat Keagamaan Semarang, baru- baru ini.
Ia tidak mengesampingkan bahwa dakwah secara langsung dalam majelis masih sangat penting dilakukan mulai dari lingkungan paling bawah, seperti lingkungan sekitar rumah atau Rukun Tetangga (RT) masih sangat penting di era sekarang.
Namun dakwah melalui dunia maya itu juga tidak kalah penting dilakukan. Terlebih ‘pelintiran’ agama dan politik di era digital juga cukup massif untuk membuat masyarakat seolah- olah tidak memperhatikan rakyat.
Rakyat berhasil diauk- aduk emosinya dengan narasi- narasi serta framing- framing tentang islamphobia di dunia maya.
Dakwah di dunia maya memberikan pemahaman moderasi beragama ke publik. “Tak terkecuali juga manfaatnya bagi bangsa Indonesia yang plural dan sangat beragam ini,” tandasnya.
Sepakat dengan Wibowo, Rektor UIN Walisongo Semarang, Imam Taufiq menyampaikan, sebagai bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki komitmen untuk menyebarluaskan cara pandang moderasi beragama.
Terlebih Kemenag RI menjadi pioneer moderasi beragama. Jika ini dapat dilakukan, maka segenap jajaran pejabat di lingkungan UIN Walisongo harus menjadi ‘hiroh’ dan kekuatan untuk menjadi agen moderasi beragama,” ungkapnya.