Musik Bisa Bantu Tidur Lelap, Jenis Apa yang Paling Cocok?
Mendengarkan musik memiliki efek yang signifikan dalam mengurangi kecemasan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat memikirkan tentang jenis musik yang bisa membuat rileks bahkan membantu tidur, kemungkinan akan tertuju pada musik instrumental yang lembut atau bertempo lambat. Penelitian sebelumnya menunjukkan, musik lebih lambat dan bertempo rendah, kemungkinan besar membantu tidur, tetapi kini sebuah studi baru menawarkan perspektif berbeda.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Aarhus University di Denmark menemukan bahwa lagu-lagu pop yang ceria dan mudah diingat, sering muncul dalam daftar putar yang digunakan orang untuk membantu mereka tidur pada malam hari. Para peneliti menganalisis total 225.626 lagu dari 985 daftar putar di Spotify yang dikaitkan dengan tidur sebelum memisahkan trek menjadi enam subkategori berbeda.
Tiga dari subkategori selaras dengan karakteristik khas musik tidur, seperti lambat, tempo rendah, instrumen akustik, tanpa lirik, dan lainnya. Namun, tiga subkategori lainnya menampilkan musik yang lebih cepat dan berenergi lebih tinggi.
Lagu termasuk lagu pop berjudul “Dynamite” dari grup K-pop BTS, yang muncul di daftar putar tidur sebanyak 245 kali. Kemudian lagu “Lovely” dari Billie Eilish dan Khalid.
“Sangat mengejutkan melihat tingkat variasi dalam musik yang digunakan orang untuk tidur,” kata Kira Vibe Jespersenn, salah satu penulis studi tersebut, kepada Verywell Health, dikutip Jumat (3/2/2023).
Profesor psikologi dan ilmu saraf di Baylor University, Michael K Scullin, mengatakan salah satu alasan utama musik dapat membantu seseorang tertidur itu cukup sederhana yaitu karena musik dapat membantu orang jadi rileks. Mendengarkan musik dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian dari pikiran dan perenungan internal.
Seorang ahli pengobatan tidur, Tana Bao, mengatakan musik juga diketahui dapat meningkatkan kecemasan yang sangat memengaruhi tidur. Satu studi yang dilaksanakan pada 2016 menemukan bahwa musik membantu mengurangi stres dan kecemasan, serta menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik untuk wanita hamil yang mengalami gangguan tidur.
Metaanalisis pada 2022 dari 21 studi terkontrol menunjukkan bahwa mendengarkan musik memiliki efek yang signifikan dalam mengurangi kecemasan. Menurut penelitian, beberapa orang mungkin berpendapat bahwa musik dengan energi tinggi dan tempo cepat akan menjadi kontraproduktif untuk relaksasi dan tidur. Penelitian menunjukkan, otak lebih mampu untuk bersantai ketika dapat memprediksi apa yang akan datang.
Jika seseorang telah mendengar lagu berulang kali, seperti yang dilakukan banyak orang dengan lagu pop, maka mendengarkan lagu tersebut membutuhkan fokus dan energi minimal dari otak. Jika sebuah lagu sangat repetitif seperti lagu pop, itu dapat diprediksi secara alami dan dengan cepat menjadi akrab, yang juga dapat memfasilitasi relaksasi.
Menurut Bao, jenis musik yang mungkin membuat seseorang rileks kemungkinan besar berkaitan dengan preferensi pribadi. Survei di Australia menemukan bahwa musik klasik adalah genre yang paling sering disebutkan sebagai alat bantu tidur, sementara studi baru ini menemukan pop, ambient , dan lo-fi menjadi yang paling populer di kalangan orang yang akan tidur. Musik klasik menempati peringkat ke-7 dalam daftar.
Meski demikian, musik dan ponsel cerdas bisa tidak cocok bagi sebagian orang. Jika kehadiran ponsel atau musik justru membuat kesulitan tidur, sebaiknya jauhkan dari kamar tidur.
Namun, jika tidak berhasil, orang selalu bisa mencoba kombinasi musik yang dinikmati ke dalam rutinitas malam yang konsisten.
"Mengoptimalkan rutinitas tidur untuk mendukung rutinitas waktu tidur, bagi banyak orang, dapat ditingkatkan dengan menambahkan musik yang dipandu oleh preferensi pribadi ke dalam campuran," kata Bao.