Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf Wafat

Mantan kepala angkatan bersenjata Pakistan itu meninggal di rumah sakit di Dubai.

AP Photo/Beth Keiser, File
FILE - Presiden Pakistan Jenderal Pervez Musharraf berpidato di Majelis Umum PBB pada 10 November 2001, di markas besar PBB di New York. Seorang pejabat mengatakan pada Ahad, 5 Februari 2023, Jenderal Pervez Musharraf, penguasa militer Pakistan yang mendukung perang AS di Afghanistan setelah 9/11, telah meninggal dunia.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD  -- Mantan presiden Pakistan Pervez Musharraf mengembuskan napas terakhir, Ahad (5/2/2023). Sebelumnya, ia mesti berjuang menghadapi penyakit langka yang dideritanya, amyloidosis. Ia meninggal dalam usia 79 tahun. 


Laman berita Geo News yang mengutip pihak keluarga mengungkapkan, mantan kepala angkatan bersenjata Pakistan itu meninggal di sebuah rumah sakit di Dubai, Uni Emirat Arab. Ia mengasingkan diri di negeri tersebut sejak 2016. 

Musharraf mesti menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga pekan pada Juni tahun lalu. ‘’Ia mesti melalui fase sulit saat pemulihan tak lagi memungkinkan dan organ tubuh tak berfungsi,’’ kata pihak keluarga melalui akun Twitter resmi Musharraf seperti diberitakan media Pakistan, Dawn.

Keluarga Musharraf menyampaikan pernyataan tersebut setelah berita kematian petinggi militer Pakistan itu meninggal, beredar luas di media sosial serta diberitakan di India dan Pakistan. Juru bicara Konsulat Pakistan di Dubai, Shazia Siraj, mengonfirmasi kematian Musharraf. 

Dalam pernyataan lewat Twitter Ketua Senat Pakistan Sadiq Sanjrani menyampaikan duka atas kematian Musharraf.’’Semoga Allah memberkati jiwanya dan memberikan kekuatan kepada keluarganya,’’ demikian Sanjrani.

Musharraf menjabat presiden sejak 2001 hingga 2008. Menurut BBC, Musharraf berhasil lolos dari sejumlah percobaan pembunuhan. Ia berada dalam posisi sulit dalam perjuangan melawan kelompok Islamis dan Barat. 

Meski menghadapi penentangan di dalam negeri, Musharraf akhirnya memutuskan mendukung kampanye AS ‘war on terror’ setelah terjadinya serangan 11 September 2001. Sehari setelah serangan itu, Menlu AS Colin Powell menyatakan kepada Musharraf soal itu. 

Pakistan mesti memilih apakah berdiri berdampingan atau melawan AS dalam kampanya melawan teror. ‘’Pejabat AS lainnya mengancam mengebom Pakistan sehingga mengembalikannya ke zaman batu,’’ ungkap Musharraf jika Pakistan menolak bekerja sama dengan AS. 

Akhirnya Musharraf memilih bekerja sama dengan dengan AS. Ia berdiri di samping Presiden George W Bush di Waldorf Astoria, New York, AS untuk menyatakan dukungan Pakistan pada AS memerangi terorisme dalam bentuk apapun. 

 

sumber : ap
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler