Apakah Orang Kafir akan Kekal di Neraka Selamanya? Ini Jawaban Ulama Al Azhar Mesir    

Ayat Alquran menyebutkan kekekalan orang-orang kafir dalam api neraka

Pixabay
Ilustrasi Neraka. Ayat Alquran menyebutkan kekekalan orang-orang kafir dalam api neraka
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pertanyaan tersebut muncul ketika kita dihadapkan pada ayat 23 Surat An Naba yang di dalamnya Allah SWT berfirman: 

Baca Juga


لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا "Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama." Ayat tersebut memunculkan kesan bahwa orang kafir tidak selamanya di neraka. Seolah keberadaan mereka di neraka ada batas akhirnya. 

Lantas, apakah orang kafir ada di neraka untuk selama-lamanya? Mantan Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar cabang Assiut, Syekh Dr Mukhtar Marzouq Abdurrahim menyampaikan penjelasan tentang hal tersebut. 

Dia memaparkan, kekalnya orang kafir di neraka diketahui berdasarkan Alquran dan sunnah. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 68:

وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ

“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.”  

Sedangkan al-Huqb (kata tunggal dari ahqab) yang digunakan dalam Surat An-Naba ayat 23, mengacu pada waktu yang sangat lama. Ada yang memaknainya dengan 80 tahun, dan ada pula yang berpendapat lain. 

Secara lengkap, penjelasan bagaimana orang kafir itu termaktub dalam Alquran, yakni pada surat An-Naba ayat 21-26.

Syekh Marzouq menjelaskan, sebagian orang memahami, kata 'ahqab' dalam ayat 23 Surat An-Naba menandakan bahwa siksaan kepada orang kafir itu akan berakhir. 

Namun, Syekh Marzouq berpendapat, pemahaman tersebut keliru. Hal inilah yang kemudian dipertajam Ibn al-Jauzi untuk menyelesaikan kekeliruan tersebut. 

Ibn al-Jauzi mempertanyakan soal apakah 'ahqab' menunjukkan tidak adanya keabadian di neraka? Jika memang tidak ada keabadian di neraka, lalu apa maksud dari penyebutan 'ahqab' dan kekalnya orang kafir di dalam neraka (QS At-Taubah ayat 68) yang tiada akhir?

Baca juga: 4 Sosok Wanita yang Bisa Mengantarkan Seorang Mukmin ke Surga, Siapa Saja?  

Ibnu al-Jauzi mempunyai dua jawaban. Pertama, 'ahqab' menandakan tiadanya akhir, karena setiap kali suatu zaman berlalu, maka akan tiba zaman yang mengikutinya. 

Penjelasan yang menunjukkan adanya batas masa akhir adalah ketika menyebut akan kekal di neraka selama 10 atau lima zaman. Hal ini sebagaimana pendapat Ibnu Qutaibah dan jumhur ulama. 

Meski demikian, sekalipun lamanya penghuni surga dan penghuni neraka menggunakan waktu yang rinci, tetap saja tidak ada batas waktu akhirnya. Sebab, Allah SWT dalam dalam firman-Nya pun menggunakan waktu yang rinci seperti 'bukrotan wa 'Asyiyyan (pagi dan petang, dalam surah Maryam ayat 11), tetapi sejatinya waktu tersebut tidak ada akhirnya.

Kedua, makna dari mereka akan menetap beberapa waktu disitu adalah mereka tidak akan merasakan dingin dan minum untuk beberapa waktu, sementara soal kekekalan mereka di neraka tak berubah, alias kekal selamanya. Ini pendapat az-Zujaj.      

"Ketika zaman-zaman berlalu dan mengakhiri siksaan panas dan gelap yang ditimpakan kepada penghuni neraka, maka kemudian mereka akan disiksa dengan siksaan yang lain," jelas Syekh Marzouq.ha

 

Sumber: masrawy   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler