Badan Pangan Minta Impor Daging Sapi dan Kerbau Dipercepat 

Impor daging perlu dipercepat untuk antisipasi kenaikan permintaan pada Ramadhan.

ANTARA/Rahmad
Pedagang menggantung daging sapi jualannya di Pasar Daging Tradisional Lhokseumawe, Aceh, Rabu (1/6/2022). Badan Pangan Nasional (NFA) meminta Perum Bulog dan ID Food untuk segera merealisasikan importasi daging sapi dan daging kerbau beku agar segera masuk ke Indonesia.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) meminta Perum Bulog dan ID Food segera merealisasikan importasi daging sapi dan daging kerbau beku agar segera masuk ke Indonesia. Itu sebagai persiapan antisipasi kenaikan permintaan pada Ramadhan. 

Baca Juga


"Untuk HKBN (Hari Besar Keagamaan Nasional) saya minta Bulog dan ID Food percepat kedatangan daging kerbau dan daging sapi," kata Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Rabu (8/2/2023). 

Arief menuturkan, pemerintah telah menetapkan kuota impor daging kerbau beku asal India sebanyak 100 ribu ton yang diimpor Bulog dan 100 ribu ton daging sapi beku Brasil oleh ID Food. Adapun harga jual daging impor itu maksimal Rp 80 ribu per kg dan tersedia di gerai ritel modern. 

Kedatangannya ditargetkan paling cepat pada Maret 2023 karena telah memasuki Ramadhan dan tuntas seluruhnya maksimal November 2023. Diharapkan dengan tambahan suplai impor pergerakan harga daging selama Ramadhan dapat stabil. 

Ia pun menilai, baik daging kerbau maupun daging sapi cukup laku pasaran. Selain karena harga terjangkau, kualitas daging juga terjamin. "Ini termasuk yang paling laku karena lemaknya hanya sedikit. Dijualnya per kemasan 1 kilogram," kata Arief. 

Di sisi lain, Badan Pangan juga terus mendorong peningkatan produksi sapi dalam negeri dari peternak. Termasuk impor sapi bakalan yang didatangkan dari Australia untuk kemudian digemukkan di Indonesia. 

"Dengan persiapan ini kita harapkan nanti di bulan Maret kita tidak tergesa-gesa (stabilisasi harga)," kata dia. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler