Muncul Spekulasi Pesawat Azerbaijan Jatuh karena Ditembak

Setidaknya 38 orang tewas dan 29 selamat dalam insiden jatuhnya pesawat Azerbaijan.

Tangkapan Layar
Pesawat Azerbaijan Airlines terjatuh.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Penyebab jatuhnya pesawat di Azerbaizan masih terus diselidiki. Apakah dipicu karena faktor cuaca buruk, masalah mesin, serangan burung, atau terkena tembakan buntut dari perang Rusia-Ukraina? Investigasi dilakukan termasuk soal lubang-lubang yang ditemukan di badan pesawat.  

Setidaknya 38 orang tewas dan 29 orang selamat setelah sebuah pesawat penumpang yang dioperasikan oleh Azerbaijan Airlines terbakar saat jatuh di dekat kota Aktau di Kazakhstan. Pesawat jatuh setelah membelok ratusan mil dari rute yang direncanakan.

"Penerbangan tersebut membawa 62 penumpang dan lima awak dengan 38 orang tewas dan 29 selamat dalam kecelakaan itu," demikian menurut wakil perdana menteri Kazakhstan, Kanat Bozumbayev dilansir laman the Guardian, Rabu (25/12/2024). 

Pihak berwenang Kazakh mengatakan para korban selamat, yang diyakini termasuk dua anak, sedang dirawat di rumah sakit terdekat. Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengatakan beberapa orang berada dalam kondisi kritis.

Pesawat diketahui sedang dalam perjalanan dari ibu kota Azerbaijan, Baku, ke kota Grozny di Rusia di Chechnya. "Penilaian awal menunjukkan bahwa kedua pilot tewas dalam kecelakaan itu," kantor berita Rusia Interfax melaporkan.

Video kecelakaan yang belum diverifikasi menunjukkan pesawat terbakar saat menyentuh tanah dan asap hitam tebal membubung. Penumpang yang berlumuran darah dan memar terlihat terjatuh dari bagian badan pesawat yang masih utuh.

Lebih dari 50 tim penyelamat bergegas ke lokasi kejadian, berhasil memadamkan api di lokasi kecelakaan. Pejabat Kazakh kemudian mengatakan lebih dari 150 pekerja darurat berada di lokasi. Sementara kementerian kesehatan mengatakan sebuah penerbangan yang membawa dokter spesialis sedang dikirim dari ibu kota Astana, untuk merawat korban luka.

Pesawat itu jatuh ratusan mil dari rute yang dijadwalkan di pantai seberang Laut Kaspia. Otoritas pengawas penerbangan Rusia berspekulasi hal tersebut sebagai keadaan darurat yang mungkin disebabkan oleh serangan burung.

Para pejabat tidak menjelaskan mengapa pesawat itu melintasi laut, namun Reuters mencatat bahwa kecelakaan itu terjadi tak lama setelah serangan pesawat tak berawak menghantam Rusia selatan.

 

"Aktivitas drone telah menutup bandara di wilayah tersebut pada masa lalu dan bandara Rusia terdekat yang menjadi jalur penerbangan pesawat ditutup pada Rabu pagi," tambah Reuters

Jaksa urusan transportasi Kazakhstan, Timur Suleimenov, mengatakan pada sebuah pengarahan di Astana bahwa kotak hitam pesawat, yang berisi data penerbangan untuk membantu menentukan penyebab kecelakaan telah ditemukan.

Kantor berita Rusia mengatakan pesawat tersebut terbang dari Baku ke Grozny di Chechnya, namun dialihkan rutenya karena kabut di Grozny.

Azerbaijan Airlines, maskapai penerbangan utama negara itu, mengatakan Embraer 190 telah melakukan pendaratan darurat sekitar 2 mil (3 km) dari Aktau, pusat minyak dan gas di pantai timur Laut Kaspia.

“Hari ini adalah hari yang tragis bagi AZAL,” kata maskapai tersebut di media sosial.

“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam dan kesedihan yang mendalam kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari penumpang dan awak yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan pesawat Embraer 190 di dekat kota Aktau.”

Dikatakan mereka yang berada di dalamnya, menurut informasi awal, termasuk 37 warga negara Azerbaijan, 16 warga negara Rusia, enam warga negara Kazakh, dan tiga warga negara Kyrgyzstan.

Maskapai penerbangan telah menyiapkan hotline untuk anggota keluarga penumpang pesawat tersebut. Maskapai menambahkan bahwa, berbeda dengan laporan dari tempat kejadian, tidak ada anak-anak di antara penumpang tersebut.

Beberapa jam setelah kecelakaan itu, Kantor Kejaksaan Agung Azerbaijan mengatakan telah membuka penyelidikan kriminal.

Spekulasi ditembak ... 

 

Pihak berwenang di Kazakhstan juga mengatakan sebuah komisi pemerintah telah dibentuk untuk menyelidiki apa yang terjadi, dan anggota komisi tersebut akan terbang ke lokasi kejadian dan memastikan bahwa keluarga dari mereka yang berada dalam penerbangan tersebut mendapatkan bantuan.

Kazakhstan akan bekerja sama dengan Azerbaijan dalam penyelidikan ini, kata pemerintah.

Rekaman telepon seluler yang beredar online menunjukkan pesawat itu turun dengan curam sebelum menabrak tanah.

Rekaman lain menunjukkan bagian badan pesawat terlepas dari sayap dan sisa pesawat tergeletak terbalik di rumput. Rekaman tersebut sesuai dengan warna pesawat dan nomor registrasinya.

Ada spekulasi di media Rusia bahwa pesawat itu mungkin ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia, yang salah mengira itu adalah drone Ukraina.

Saluran Telegram Fighterbomber, yang diyakini dijalankan oleh Kapten Ilya Tumanov dari tentara Rusia, merilis sebuah klip yang menunjukkan apa yang tampak seperti lubang, yang menurut beberapa orang menyerupai jenis kerusakan yang disebabkan oleh penembakan atau ledakan pecahan peluru.

Fighterbomber mengatakan kecil kemungkinan lubang tersebut disebabkan oleh serangan burung.

Akun X milik warganet pro-Ukraina juga menduga pesawat ditembak. "Pertahanan udara Rusia kemungkinan besar menjadi penyebab jatuhnya pesawat penumpang Embraer 190 selama serangan UAV di Chechnya," tulis akun @bayraktar_1love.

 

Data pelacakan penerbangan dari FlightRadar24.com menunjukkan pesawat tersebut membuat gerakan naik dan turun secara substansial selama menit-menit terakhir penerbangan.

Dalam postingan terpisah, FlightRadar24 mengatakan secara online bahwa pesawat tersebut menghadapi “gangguan GPS yang kuat” yang “membuat pesawat mengirimkan data ADS-B yang buruk.

Ini mengacu pada informasi yang memungkinkan situs pelacakan penerbangan mengikuti pesawat yang sedang terbang. Rusia pernah disalahkan di masa lalu karena mengganggu transmisi GPS di wilayah yang lebih luas.

Menyusul berita kecelakaan itu, Ilham Aliyev, presiden Azerbaijan, mempersingkat kunjungannya ke Rusia. Ia sejatinya dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak informal para pemimpin Persemakmuran Negara-Negara Merdeka, sebuah kelompok negara-negara bekas Soviet, kata kantornya di sebuah pernyataan.

Aliyev kemudian menandatangani dekrit yang menyatakan tanggal 26 Desember sebagai hari berkabung di Azerbaijan.

“Dengan kesedihan yang mendalam saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan mendoakan mereka yang terluka segera sembuh,” tulisnya di media sosial.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Vladimir Putin, presiden Rusia, telah berbicara dengan Aliyev setelah kecelakaan itu.

Sayangnya, Presiden Azerbaijan Aliyev terpaksa meninggalkan St Petersburg [tempat dia mengadakan pertemuan puncak]. Putin sudah meneleponnya dan menyampaikan belasungkawa terkait jatuhnya pesawat Azerbaijan di Aktau,” kata Peskov.

“Kami sangat bersimpati kepada mereka yang kehilangan kerabat dan teman mereka dalam kecelakaan pesawat ini dan mendoakan pemulihan yang cepat bagi semua yang berhasil selamat.”

Ibu negara Azerbaijan, Mehriban Aliyeva, yang juga wakil presiden negara itu, mengatakan dia sangat sedih dengan berita hilangnya nyawa secara tragis dalam kecelakaan pesawat di dekat Aktau.

“Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih para korban. Semoga mereka diberi kekuatan dan kesabaran! Saya juga mendoakan yang terluka segera sembuh,” ujarnya di Instagram.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler