Cina Kirim Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp66,74 Miliar untuk Suriah

Cina minta AS cabut sanksi terhadap Suriah agar bantuan gempa bisa disalurkan

AP Photo/Ghaith Alsayed
Para pelayat mengubur anggota keluarga yang meninggal dalam gempa dahsyat yang mengguncang Suriah dan Turki di sebuah pemakaman di kota Jinderis, provinsi Aleppo, Suriah, Selasa (7/2/2023). Seorang bayi perempuan ditemukan terkubur di bawah puing-puing dengan tali pusarnya masih utuh terkait dengan ibunya, Afraa Abu Hadiya, yang ditemukan tewas, menurut kerabat dan dokter. Bayi itu adalah satu-satunya anggota keluarganya yang selamat dari bangunan yang runtuh pada Senin di Jinderis, di sebelah perbatasan Turki, Ramadan Sleiman, seorang kerabat, mengatakan kepada The Associated Press.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah Cina mengatakan akan mengirimkan bantuan sebesar 30 juta yuan atau setara Rp66,74 miliar kepada Suriah. Beijing pun bakal menyediakan pasokan lain yang dibutuhkan negara tersebut pasca terdampak gempa Turki.

“Kami juga mengikuti situasi di Suriah setelah gempa bumi. Untuk menyampaikan simpati dan dukungan pemerintah serta rakyat kami kepada pemerintah dan rakyat Suriah, Cina telah memutuskan untuk memberikan bantuan kemanusiaan darurat senilai 30 juta yuan ke Suriah, termasuk bantuan tunai 2 juta dolar AS serta pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning dalam pengarahan pers, Rabu (8/2/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

Dia mengungkapkan, Cina pun akan mempercepat pengiriman program bantuan pangan yang sedang berlangsung. “Departemen Cina yang relevan akan bekerja dalam koordinasi yang erat dengan pihak Suriah untuk memastikan bantuan dapat dikirimkan sesegera mungkin untuk membantu upaya bantuan Suriah,” ucap Mao.

Dalam pengarahan pers tersebut, Mao sempat menyampaikan desakan kepada Amerika Serikat (AS) mencabut sanksi terhadap Suriah. Hal itu agar bantuan internasional untuk korban gempa di negara tersebut dapat masuk dan disalurkan. "Setelah bencana tersebut, AS harus mengesampingkan obsesi geopolitik dan segera mencabut sanksi sepihak terhadap Suriah, untuk membuka pintu bagi bantuan kemanusiaan ke Suriah," ujarnya.

Dia mengingatkan, gempa dahsyat terjadi ketika Suriah masih dibekap krisis kemanusiaan akibat konflik sipil selama 12 tahun. “PBB dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah menyerukan bantuan darurat ke Suriah untuk menghindari kerusakan lebih lanjut dari situasi kemanusiaannya,” ujar Mao.

Mao mengatakan, AS telah lama terlibat dalam krisis Suriah. “Serangan militernya (AS) yang sering dan sanksi ekonomi yang keras telah menyebabkan korban sipil yang sangat besar dan merampas sarana penghidupan warga Suriah,” ucapnya.

Sejauh ini, Suriah sudah melaporkan setidaknya 3.162 korban tewas akibat terdampak gempa yang mengguncang Turki pada Senin (6/2/2023) lalu. Upaya pencarian dan evakuasi korban masih terus berlangsung. Tak menutup kemungkinan jumlah korban tewas masih akan bertambah.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler