Minyak Naik, Pasar Pertimbangkan Rencana Pemotongan Pasokan Rusia

Permintaan mulai naik seiring dibukanya China sementara OPEC memangkas produksi.

EPA-EFE/FILIP SINGER
Kilang minyak di dekat Spergau, Jerman Timur, 25 April 2022 (ilustrasi). Harga minyak naik moderat pada akhir perdagangan Senin (Selasa 14/2/2023 pagi WIB), rebound dari penurunan awal, karena investor mempertimbangkan rencana Rusia memangkas produksi minyak mentah dan kekhawatiran permintaan jangka pendek menjelang data inflasi AS pekan ini.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Harga minyak naik moderat pada akhir perdagangan Senin (Selasa 14/2/2023 pagi WIB), rebound dari penurunan awal, karena investor mempertimbangkan rencana Rusia memangkas produksi minyak mentah dan kekhawatiran permintaan jangka pendek menjelang data inflasi AS pekan ini.

Baca Juga


Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret terdongkrak 42 sen atau 0,5 persen, menjadi menetap di 80,14 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April bertambah 22 sen atau 0,3 persen, menjadi ditutup pada 86,61 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

"Latar belakang fundamental untuk minyak masih sangat kuat," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.

"Dengan Cina dibuka kembali, kita akan melihat lebih banyak permintaan dan Rusia serta OPEC memiliki pasokan yang sama atau lebih sedikit, yang bullish".

Harga minyak naik pada Jumat (10/2/2023) ke level tertinggi dalam dua pekan setelah Rusia, produsen minyak terbesar ketiga di dunia, mengatakan akan memangkas produksi minyak mentah pada Maret sebesar 500 ribu barel per hari (bph) atau sekitar 5,0 persen dari produksi, sebagai pembalasan terhadap Barat yang mengenakan pembatasan pada ekspor atas konflik Ukraina.

Menteri Energi Uni Emirat Arab mengatakan, tidak perlu bagi kelompok negara penghasil minyak OPEC+ untuk bertemu lebih awal dari yang dijadwalkan karena pasar seimbang.

Kontrak Brent dan WTI naik lebih dari 8,0 persen pekan lalu, didukung oleh optimisme atas pemulihan permintaan di Cina setelah pembatasan Covid-19 dihapuskan pada Desember.

Federal Reserve AS telah menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, yang menimbulkan kekhawatiran langkah tersebut akan memperlambat aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.

"Sulit untuk melebih-lebihkan pentingnya titik data tunggal ini, karena para pedagang dan the Fed mencari konfirmasi tren penurunan bertahap dalam beberapa bulan terakhir," kata Matthew Ryan, kepala strategi pasar di perusahaan jasa keuangan Ebury.

Selain itu, kekhawatiran pasokan agak berkurang karena kargo minyak mentah Azeri berlayar dari pelabuhan Ceyhan Turki pada Senin (13/2/2023), yang pertama sejak gempa dahsyat di wilayah tersebut pada 6 Februari.

Ceyhan adalah tempat penyimpanan dan pemuatan pipa yang membawa minyak dari Azerbaijan dan Irak.

Juga di sisi pasokan, produksi minyak mentah serpih AS di tujuh cekungan serpih terbesar diperkirakan akan naik ke rekor tertinggi pada Maret, Badan Informasi Energi AS mengatakan pada Senin (13/2/2023).

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler