Perbedaan Love Language Bisa Timbulkan Konflik, Bagaimana Jalan Keluarnya?
Love language merupakan cara seseorang mengekspresikan rasa kasih dan cinta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan love language atau bahasa cinta dalam hubungan dinilai bisa berpotensi menimbulkan konflik. Perbedaan tersebut membuat hubungan seakan tidak "nyambung'.
"Bisa menimbulkan masalah bila cara dua orang mengekspresikan cintanya berbeda," ujar psikolog klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Irma Gustiana, di Jakarta, Senin (13/2/2023).
Psikolog yang juga memiliki klinik psikologi Ruang Tumbuh itu menyebut, selain kesalahpahaman yang mungkin muncul, perbedaan ini bahkan dapat menyebabkan kandasnya suatu hubungan asmara. Love language merupakan cara seseorang mengekspresikan rasa kasih dan cintanya kepada orang lain, bisa pada pasangan, sahabat, orang tua, atau pun anak dan saudara.
Setidaknya ada lima jenis love language yang dimiliki tiap orang, di antaranya physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu berkualitas), receiving/giving gift (menerima/memberi hadiah), serta act of service (pelayanan).
Tidak perlu khawatir, Irma menyebut perbedaan love language dalam hubungan baik dengan suami atau istri, sahabat, ataupun keluarga, itu bisa tetap dijalankan. Pemahaman dan pengertian perlu dilakukan tiap individu agar terhindar dari perselisihan.
"Lakukan observasi pada dia, meski tidak diungkapkan, amati apa yang dia sukai, akan terlihat dari ekspresinya, bagaimana cara dia menunjukkan kasih sayangnya kepada kita," kata dia.
Menurut Irma, komunikasi yang baik dan efektif menjadi kunci dari segala hubungan. "Walaupun berbeda caranya yang penting tujuannya sama agar hubungan harmonis, jangan egois hanya mau dimengerti tapi tidak mau mengerti orang lain," kata Irma.
Dia mencontohkan, dirinya yang berbahasa cinta physical touch akan dengan gamblang meminta suami dan sang anak untuk memeluknya. "Dengan berpelukan saya akan merasa dicintai, juga tenang, ya sampaikan saja apa yang kita mau, tidak perlu memperumit keadaan," ujarnya.