Hal yang Perlu Dihindari untuk Sukses Jualan Secara Live di Tiktok

Tentu tak mudah membuat penonton tetap bertahan dengan banyaknya live selling.

EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Logo aplikasi Tiktok. Kreator konten Erika Richardo yang juga seorang pengusaha, membagikan tips supaya penjual bisa sukses melakukan live selling TikTok hingga dagangannya laris.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cara berjualan live selling, yakni berjualan produk melalui streaming langsung di media sosial (medsos) tengah menjadi salah satu tren e-commerce yang sedang berkembang. Sebanyak satu dari tiga shipper dilaporkan sudah pernah melakukan live selling.

Semakin banyak penjual yang melakukan live selling, tentu tidak mudah membuat penonton tetap bertahan di sesi penjualan yang sedang dilakukan. Perlu strategi khusus agar live selling dapat mempertahankan perhatian pembeli hingga berujung ke penjualan.

Kreator konten Erika Richardo yang juga seorang pengusaha, membagikan tips supaya penjual bisa sukses melakukan live selling Tiktok hingga dagangannya laris. Berikut hal-hal yang perlu dihindari, dikutip dari rilis pers perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi Ninja Xpress, Ahad (19/2/2023).

1. Berbelit-belit menjelaskan informasi produk

Informasi yang disiarkan secara live di Tiktok tidak boleh berbelit-belit karena akan membuat penonton kurang tertarik. Jika sudah tidak tertarik di awal, warganet akan langsung melewatkan live streaming. Informasi harus padat dan jelas agar dapat diterima dengan baik sehingga dapat merangsang minat untuk terus berinteraksi hingga akhirnya membeli produk.

Erika Ricardo yang mengembangkan bisnisnya melalui Tiktok menerapkan peraturan dua detik. Artinya, semua konten video Erika akan dimaksimalkan pada dua detik pertama, yang bertujuan agar penonton tetap bertahan mengikuti videonya hingga akhir.

2. Pengemasan konten yang monoton

Mengemas konten tidak boleh monoton, harus dalam bentuk yang variatif. Beberapa format live di Tiktok yang bisa dilakukan, yakni sesi tanya jawab, live events, open house & review products, serta direct selling. Setiap format punya keunggulannya masing-masing.

Dengan sesi tanya jawab, penjual bisa menjawab seluruh pertanyaan terkait perusahaan dan produk yang diajukan secara langsung oleh penonton. Tekankan kelebihan dari produk yang ditawarkan secara persuasif. Sesi ini bisa meningkatkan hubungan antara penjual dan audiens.

Sementara, live events adalah promosi secara langsung dengan memberikan, baik diskon maupun promo. Berikan beberapa penawaran menarik seperti flash sale yang hanya ada saat live berlangsung. Cara ini dapat memberikan dampak besar pada omzet penjualan, tanpa mengeluarkan biaya promosi serta iklan.

Live Tiktok juga memberikan kesempatan bagi pelaku bisnis menampilkan secara langsung seluruh produk yang ditawarkan, lewat open house & review products. Ini terbukti sangat efektif untuk mengonversi traffic audiens ke penjualan, sebab audiens tertarik ketika mendapat gambaran produk yang ditawarkan.

Selanjutnya adalah penjualan langsung atau direct selling. Untuk menerapkan ini, penjual perlu memancing perhatian penonton dengan judul live yang menarik serta call to actions yang sesuai. Misalnya, dengan membagikan kode promo, situs penjualan, serta waktu live berikutnya.

Disarankan melakukan live direct selling pada prime time di Tiktok, yaitu jam sembilan sampai 11 pagi pada hari Senin hingga Jumat. Kalau tidak sempat mengadakan live pada jam tersebut, opsi lain adalah setelah jam tujuh malam, saat pekerja selesai beraktivitas.

3. Tidak melampirkan fitur katalog dan pembelian langsung

Kesalahan lain adalah tidak melampirkan fitur katalog dan pembelian langsung. Fitur ini penting sebab akan mempermudah penonton melakukan pembelian dan mengambil promo saat live. Berjualan live di Tiktok pun perlu dilakukan secara berkala agar warganet tidak lupa dengan produk dan brand yang diusung.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler