Dokter: Pakai Masker Saat Bersih-Bersih Rumah, Terhirup Zat Pembersih Bahayakan Paru
Bahan kimia dari produk pembersih bisa menguap dan terhirup hingga bahayakan paru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersih-bersih rumah adalah tugas yang melelahkan dan orang cenderung malas melakukannya. Tetapi, jika kondisi rumah sudah tidak nyaman, itu berarti sudah waktunya Anda bergerak.
Dokter spesialis paru MeiLan Han mengingatkan pentingnya menggunakan masker saat bersih-bersih. Menurutnya, masker dapat membantu melindungi kesehatan ketika membersihkan kamar mandi atau dapur.
Memakai masker penting agar paru-paru tidak kotor saat bebersih rumah. "Ketika membersihkan tempat yang berdebu atau berjamur, saya memakai masker," ungkap Han yang merupakan profesor perawatan paru dan kritis di University of Michigan, AS, seperti dilansir laman The Sun, Rabu (22/2/2023).
Prof Han mengungkapkan senyawa organik yang mudah menguap, yang berasal dari produk pembersih, cat, dan karpet baru telah dikaitkan dengan peradangan dan kerusakan paru-paru. Paru-paru mulai berkembang saat masih dalam kandungan, matang, dan mencapai puncaknya di awal usia 20-an.
Setelah itu, semua orang mulai kehilangan fungsi paru-paru. Prof Han menjelaskan banyak kerusakan dapat terjadi sebelum sesak napas, sehingga banyak orang tidak menyadari mereka sedang merusak paru-parunya.
Prof Han mengatakan ada kasus di mana dia telah mengangkat paru-paru dan memeriksanya beberapa kali. Dia kemudian menemukan bahkan orang yang bukan perokok pun memiliki partikel hitam di organ pernapasan mereka.
"Itu karena sebagian besar dari hal-hal yang kita hirup, tidak pernah keluar lagi," jelas Prof Han.
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2016 oleh para ahli di University of Bergen, Norwegia menemukan orang yang secara teratur membersihkan rumah mereka berisiko 14 persen lebih besar mengalami penurunan fungsi paru-paru selama 20 tahun ke depan. Paparan zat berbahaya yang biasanya ditemukan dalam berbagai produk, mulai dari cairan pencuci dan pemutih hingga pembersih lantai, menjadi biang keladinya.
Oistein Svanes, seorang mahasiswa PhD yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan masyarakat harus mulai lebih sadar bahwa bahan kimia dari semprotan pembersih mencemari udara dan dapat terhirup.
"Paparan konstan terhadap bahan kimia pembersih juga dikaitkan dengan tingkat asma yang lebih tinggi," ujar Svanes.
D Norman H Edelman, konsultan senior untuk urusan ilmiah di American Lung Association, sebelumnya menyarankan sebaiknya menggunakan pembersih yang tidak beracun untuk di rumah, terutama jika Anda menderita asma atau alergi. Mereka menyoroti kebiasaan orang membuat pembersih yang lebih ampuh dengan menggunakan pemutih klorin dan larutan alkali di rumah.
"Padahal, cairan ini bisa sangat mengiritasi paru-paru," ujarnya.
Edelman menyebut produk seperti itu biasanya tidak perlu digunakan untuk keperluan pembersihan secara umum. Sementara itu, Edelman juga menyoroti fakta bahwa orang yang menggunakan pemutih klorin dan larutan alkali sering kali tidak tahu cara melindungi diri dari paparan zat yang dapat membahayakan tersebut.
Edelman mengatakan memakai masker mungkin dapat membantu, tetapi itu tidak akan mencegah uap keluar. Petugas kebersihan dan pekerja lain yang terus-menerus terpapar bahan kimia harus mempertimbangkan peralatan yang memadai untuk melindungi dirinya.