Jokowi Sebut Pemindahan IKN Rampung 15-20 Tahun Lagi

Menurut Jokowi, Jakarta sudah sangat padat dan macet, sehingga IKN harus pindah.

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, proses pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara di kawasan Sepaku, Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ditargetkan dapat rampung dalam 15-20 tahun mendatang.

Pembangunan IKN ini, kata dia, bukanlah hal yang mudah yang bisa selesai dalam waktu dekat. "Kita harapkan ibu kota baru ini betul-betul sebuah ibu kota yang negara lain tidak memiliki. Memang ini bukan hanya pekerjaan hanya setahun dua tahun," ujar Jokowi dalam Pembukaan Muktamar XVIII PP Pemuda Muhammadiyah Tahun 2023 di Kota Balikpapan, Provinsi Kaltim, Rabu (22/2/2023).



Meskipun begitu, ia menegaskan, pemerintah harus berani memulai pemindahan ibu kota. Pasalnya, Jakarta sendiri saat ini sudah sangat padat dan macet. Meskipun pemerintah fokus untuk membangun ibu kota Nusantara, namun Jokowi menekankan, pemerintah juga akan terus memperbaiki kondisi Jakarta saat ini.

Sehingga, sambung dia, nantinya Jakarta bisa menjadi kota bisnis, ekonomi, dan juga pariwisata. Sedangkan Nusantara bisa menjadi kota pemerintahan.

"Jakarta sendiri sudah sangat padat, sangat macet. Tetapi Jakarta tetap akan terus kita perbaiki dan menjadi kota bisnis, kota pariwisata, kota ekonomi, dan Nusantara menjadi kota pemerintahan," jelas Jokowi.

Dia menyampaikan, pembangunan IKN di Provinsi Kaltim dilakukan untuk pemerataan ekonomi daerah. Pasalnya, selama ini, pertumbuhan ekonomi hanya terfokus di Pulau Jawa saja. Sehingga pembangunan menjadi lebih Jawasentris daripada Indonesia sentris.

"Semuanya ada di Jawa. 58 persen (PDB ekonomi). Dan 56 persen penduduk Indonesia itu ada di Jawa, betapa sangat padatnya Pulau Jawa. Sehingga memerlukan namanya pemerataan pembangunan. Tidak Jawasentris tapi Indonesia sentris," ujar Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler