Anies: Demokrasi dan Hukum Harus Nomor Satukan Rakyat
Anies mengaku rakyat mendambakan kesejahteraan bagi semua, bukan bagi sebagian.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan mengaku telah berkeliling ke berbagai daerah setelah kepemimpinannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Dari safarinya tersebut, ia mengaku mencermati, membaca situasi, mencoba sensitif pada perkembangan yang terjadi kepada masyarakat.
Dari perjalanan itu juga, Anies merasakan adanya keinginan yang kemudian diungkapkannya dalam sebuah kalimat, yakni 'Keinginan untuk meluruskan jalan, menghadirkan keadilan.' Artinya, rakyat mendambakan demokrasi dan hukum yang menomorsatukan kepentingan mereka.
"Rakyat mendambakan demokrasi dan hukum yang menomorsatukan kepentingan mereka, bukan kepentingan yang lain," ujar Anies dalam sambutannya di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jumat (24/2/2023).
Ia melanjutkan, demokrasi adalah jalan panjang yang harus dirawat dan rakyat ingin mendapatkan ruang yang setara. Serta, hak-hak warga negara yang terjamin, sehingga kepastian hukum dan rasa aman bisa terwujud.
"Rakyat mendambakan kesejahteraan bagi semua, bukan bagi sebagian. Pertumbuhan ekonomi yang juga menjangkau semua, rakyat mendambakan kehidupan yang guyub, yang rukun. Keragaman kebhinekaan manusia Indonesia adalah karunia Allah, tapi persatuan dan kesatuan adalah ikhtiar kita bersama," ujar Anies.
Ia mengatakan bahwa dirinya telah menyelesaikan lima tahun jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Dari lima tahun tersebut, seluruh elemen di dalamnya berikhtiar dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat.
Anies mengaku, lima tahun tersebut juga menjadi bekal seseorang untuk menghadirkan visi dan misi. Sebab, menurutnya, visi dan misi adalah imajinasi terhadap masa depan yang hadir lewatnya rekam jejak.
"Sesungguhnya visi dan misi adalah imajinasi kita atas masa depan, tetapi imajinasi itu, keinginan itu hanya bisa kredibel bila ditopang dengan rekam jejak, rekam jejak," ujar Anies.
Visi dan misi adalah imajinasi, sedangkan rekam jejak adalah kenyataan. Karena, rekam jejak adalah sesuatu yang sudah dikerjakan dan menjadi alat terbaik untuk menyusun visi misi terbaik untuk rakyat.
"Cara memprediksi masa depan itu yang terbaik adalah dengan melihat rekam jejak masa lalu yang sudah dilaksanakan. Karena itulah bila kita sudah bekerja di Jakarta, membangun persatuan, membangun kesetaraan, membangun kebersamaan," ujar Anies.
"Ada kohesivitas, maka Insya Allah ke depanpun Indonesia yang aman, damai, bersatu kohesif untuk semua. Itu adalah cita-cita bersama," sambung mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.