Polisi Israel Bentrok dengan Pengunjuk Rasa Anti-Pemerintah

Demonstrasi anti-pemerintah berlangsung selama berminggu-minggu.

EPA-EFE/ABIR SULTAN
Pengunjuk rasa menggelar aksi di dekat kediaman pejabat Israel dalam demonstrasi anti-pemerintah yang berlangsung selama berminggu-minggu.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kepolisian Israel menembakkan gas air mata dan water canon ke pengunjuk rasa yang memblokir jalan tol di Tel Aviv. Polisi juga bentrok dengan pengunjuk rasa yang menggelar aksi di dekat kediaman pejabat Israel dalam demonstrasi anti-pemerintah yang berlangsung selama berminggu-minggu.

Pada tengah malam, puluhan polisi dipanggil untuk mengeluarkan istri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari salon yang sudah dikepung pengunjuk rasa. Ribuan orang di seluruh Israel menggelar "hari disrupsi nasional" sebagai protes atas rencana Netanyahu merombak sistem peradilan dan melemahkan Mahkamah Agung.

Rencana itu mendapat kritikan keras dari berbagai spektrum masyarakat Israel. Sekutu-sekutu internasional Netanyahu juga sudah memintanya untuk menahan diri. Gelombang kekerasan Israel-Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat menambah ketegangan.

Netanyahu dan koalisinya yang terdiri atas partai ultra-Ortodok dan nasionalis garis keras mengatakan rencana itu dibutuhkan untuk mengendalikan kekuasaan hakim yang tidak dipilih. Kritikus mengatakan Netanyahu yang merupakan terdakwa kasus korupsi menyimpan dendam pada sistem peradian dan mendorong Israel menuju negara otoriter.

Pada Rabu (1/3/2023) malam pengunjuk rasa berkumpul di luar sebuah salon di Tel Aviv, tempat istri Netanyahu, Sara, menata rambutnya. Media Israel mengatakan polisi dipanggil untuk menyelamatkannya. "Negara sedang terbakar dan Sara potong rambut," teriak para pengunjuk rasa.

Video yang tersebar di media sosial memperlihatkan ratusan orang berdiri di sebuah gedung, berteriak dan membunyikan klakson. Di salah satu video, lusinan anggota polisi paramiliter perbatasan bergerak cepat menuju sebuah salon. Menteri keamanan nasional Itamar Ben-Gvir meminta pasukan itu "melindungi Sara."

Beberapa jam kemudian polisi mengumumkan mereka berhasil "menyelamatkan" Ibu Netanyahu. Sebuah video amatir menunjukkan ia dibawa dengan sebuah kendaraan warna hitam sementara massa yang berkumpul berteriak "memalukan."

Tidak lama kemudian Netanyahu mencicit di Twitter memuji istrinya. Ia mengatakan Sara pulang dengan selamat. "Anarki harus berhenti, ini dapat menimbulkan korban jiwa," cicitnya.

Pasangan itu dikritik tidak memiliki kepedulian kepada rakyat biasa. Mereka hidup mewah dengan uang dari pembayar pajak. Pekan lalu komite parlemen Israel menyetujui anggaran baru untuk Netanyahu dan keluarganya.

Dalam pidatonya Rabu malam, Netanyahu mengkritik pengunjuk rasa anti-pemerintah dan menyamakan mereka dengan perusuh di Kota Hawara, Tepi Barat, yang membakar rumah, bisnis, mobil dan membunuh satu warga Palestina. Kerusuhan terjadi setelah dua orang bersaudara Israel tewas saat mereka berkendara ke kota itu.

"Kebebasan berdemonstrasi bukan izin untuk membawa negara menuju anarki, kami tidak akan menerima pelanggaran hukum dan kekerasan, tidak di Hawara, tidak di Tel Aviv dan tidak dimanapun," katanya.

Netanyahu tidak menyinggung panggilan teleponnya dengan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Pemimpin Tepi Barat yang menghasut agar Hawara "dihapus" dari negara Israel.



Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price meminta Netanyahu "dengan terbuka dan jelas menolak" pernyataan Smotrich. Ia menggambarkan pernyataan itu "menjijikkan" dan "tidak bertanggung jawab".

Smotrich kemudian mundur dari pernyataannya dengan mengatakan ia tidak bermaksud "memusnahkan" seluruh kota. Hanya mengambil tindakan keras terhadap milisi dan pendukung mereka.

Unjuk rasa di Israel berlanjut hingga malam. Pengunjuk rasa menerobos penghalang di rumah Netanyahu di Yerusalem. Mereka juga bentrok dengan polisi.

Demonstrasi yang digelar sejak dua bulan lalu biasanya digelar dengan damai. Tapi kekerasan pecah pada Rabu kemarin setelah Ben Gvir dari partai ekstrem kanan memerintahkan polisi mengambil tindakan lebih keras terhadap "anarkis" yang memblokir jalan.

Kekerasan pecah saat polisi berkuda datang ke pusat kota tepi pantai Tel Aviv. Mereka melepaskan granat kejut dan meriam air ke arah ribuan orang yang berteriak "demokrasi" dan "negara polisi."

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler