Salah Satu Tanda Seorang Muslim yang Tertipu Setan Menurut Syekh Ibnu Athaillah

Setan akan terus menggoda umat manusia sampai dia tersesat

Republika/Wihdan
Ilustrasi berdoa dari setan. Setan akan terus menggoda umat manusia sampai dia tersesat
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menjelaskan bahwa bersedih ketika kehilangan kesempatan mengerjakan ketaatan kepada Allah SWT adalah tanda kebaikan. 

Baca Juga


Tapi jika tanpa ada upaya untuk menjadi lebih baik di waktu berikutnya, tandanya orang tersebut telah tertipu setan. 

الحُزْنُ عَلى فُقْدانِ الطّاعةِ مَعَ عَدَمِ النُّهوضِ إلَيْها مِنْ عَلاماتِ الاغْتِرارِ

"Bersedih ketika kehilangan kesempatan menjalankan ketaatan tanpa adanya usaha untuk bangkit dan mengerjakannya kembali, merupakan salah satu tanda seseorang telah tertipu." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam) 

Jika kalian tidak sempat atau kehilangan momen menjalankan suatu ketaatan, kemudian kalian bersedih maka itu adalah tanda kebaikan. Bahkan kalian akan mendapatkan ganjaran khusus dari Allah SWT. 

Hanya saja, jika kalian terus larut dalam kesedihan, dan sama sekali tidak bangkit mengerjakannya, maka itu adalah tanda kalian telah tertipu.

Jika hari ini kalian melewatkan waktu berpuasa sunnah, kemudian kalian hanya menyesal tanpa ada usaha memperbaiki di kemudian hari, maka itu tidak ada manfaatnya sama sekali. 

Poin yang paling penting dan perlu kalian kerjakan adalah langsung bergerak dan beraksi memperbaiki keadaan, jangan hanya menunggu dan bersedih. 

Ibarat cita-cita, jika kalian hanya bisa mengkhayal dan bermimpi maka itu sama sekali tidak akan mengubah keadaan. Sama halnya ketika kalian bercita-cita untuk menjadi pengusaha sukses, namun yang kalian kerjakan hanyalah tidur dan bermimpi belaka, maka yang demikian itu tidak membuahkan hasil. 

Baca juga: Sulit Khusyu Ketika Sholat? Ini 3 Kiat yang Diajarkan Syekh As Syadzili

Sesali momen ketaatan yang kalian lewatkan, tetapi jangan larut dalam kesedihan. Segeralah beraksi memperbaiki keadaan dengan menghempaskan segala kelalaian. 

Hal ini dijelaskan Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh penyusun syarah dan penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017. 

Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustadz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Athaillah. Dia menjelaskan, jika ketinggalan melakukan amal kebaikan merasa sedih. Tapi jika mendapat kesempatan melakukan amal kebaikan, malah tidak segera melakukannya. Maka itu tanda telah dipermainkan oleh setan.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler