Uni Eropa Catat Jumlah Masuknya Migran Ilegal Tertinggi pada 2022

Jumlah migran yang berupaya untuk memasuki Uni Eropa secar ilegal mencapai 330 ribu

EPA-EFE/CARMELO IMBESI
Potongan kayu dan puing lainnya hanyut di pantai, tiga hari setelah perahu migran tenggelam di lepas pantai, di Steccato di Cutro, Provinsi Crotone, Italia selatan, Rabu (1/3/2023). Korban tewas akibat kapal karam di lepas pantai Calabria di selatan Italia naik menjadi 67 pada 01 Maret 2023, sementara tiga pria ditahan karena dituduh melakukan perdagangan manusia, kata pejabat Italia. Sebuah perahu yang membawa para migran tenggelam di laut lepas di dekat pantai Calabria pada 26 Februari.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Jumlah migran yang berupaya memasuki Uni Eropa tanpa otorisasi mencapai sekitar 330 ribu pada 2022. Badan penjaga perbatasan Uni Eropa, Frontex, mengatakan, ini jumlah tertinggi sejak 2016.

Menurut Frontex, hampir separuh dari upaya kedatangan para migran pada 2022 dilakukan melalui jalur darat di wilayah Balkan Barat. Warga Suriah, Afghanistan, dan Tunisia bersama-sama menyumbang sekitar 47 persen dari percobaan penyeberangan perbatasan.

"Laki-laki menyumbang lebih dari 80 persen upaya untuk masuk," kata pernyataan Frontex, dilaporkan CBS, pada 13 Januari 2023.

Frontex menghitung upaya masuk daripada jumlah orang yang mencoba masuk ke Eropa. Karena sering kali sulit mengidentifikasi migran, yang secara rutin bepergian tanpa paspor, dan beberapa migran mungkin mencoba masuk berkali-kali.  

Orang-orang yang tiba di perbatasan Eropa untuk mengajukan suaka memiliki peluang diizinkan masuk. Sementara, mereka yang datang tanpa visa untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik sebagian besar ditolak.

Lebih dari 1 juta orang, yang sebagian besar adalah warga Suriah, memasuki Uni Eropa pada 2015. Mereka membanjiri fasilitas penerimaan dan memicu salah satu krisis politik terbesar di blok 27 negara itu.

Negara-negara anggota masih memperdebatkan siapa yang harus bertanggung jawab atas orang-orang yang datang tanpa izin dan apakah negara tetangga dan mitra mereka wajib membantu.  Upaya mereformasi sistem suaka blok itu hanya membuat sedikit kemajuan.

Jumlah orang yang melakukan perjalanan berbahaya melintasi Laut Mediterania dengan kapal kayu dan perahu karet meningkat pada 2022. Kapal yang mereka tumpangi seringnya tidak dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai dan kelebihan muatan.  Frontex mengatakan, lebih dari 100 ribu upaya penyeberangan melalui Laut Mediterania tercatat pada 2022. Jumlah ini naik sekitar 50 persen dibandingkan 2021.

Mayoritas migran yang menyeberang melalui Laut Mediterania adalah warga Mesir, Tunisia, dan Bangladesh. Frontex mengatakan, dalam lima tahun terakhir sebagian besar migran yang menyeberangi Laut Mediterania berangkat dari Libya. Ini titik keberangkatan utama di Afrika utara. Jumlah orang yang meninggalkan Tunisia mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah baru-baru ini.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler