Kasus Flu H3N2 Meningkat di India, Masyarakat Diimbau tak Konsumsi Antibiotik

Demam yang disebabkan oleh virus tidak memerlukan antibiotik.

www.freepik.com
Termometer menunjukan suhu badan yang naik (ilustrasi). Demam yang disebabkan oleh virus, seperti virus influenza, tidak memerlukan antibiotik.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Medis India (Indian Medical Association) mencatat peningkatan jumlah pasien yang mengalami gejala seperti batuk, mual, muntah, sakit tenggorokan, demam, nyeri tubuh dan bahkan diare dalam beberapa kasus. Laporan tersebut juga menyarankan para dokter untuk tidak meresepkan antibiotik.

Dokter diserukan untuk menggunakan pengobatan simtomatik saja. Indian Medical Association mencermati masyarakat mulai mengonsumsi antibiotik, seperti azithromycin, amoxicillin, dan lainnya, tanpa memperhatikan dosis dan berhenti minum begitu merasa membaik.

"Ini perlu dihentikan karena dapat menyebabkan resistensi antibiotik," kata badan tersebut, seperti dilansir dari Indian Express, Senin (6/3/2023).

Baca Juga



Sesuai dengan informasi dari Pusat Pengendalian Penyakit Nasional India (NCDC), sebagian besar kasus tersebut disebabkan oleh virus influenza H3N2. Infeksi biasanya berlangsung sekitar lima sampai tujuh hari, lalu demam sembuh setelah tiga hari, tetapi batuk dapat bertahan hingga tiga minggu.

Direktur Penyakit Dalam di Fortis Memorial Research Institute India, Dr Satish Koul, mengatakan bahwa demam yang disebabkan oleh virus tidak memerlukan antibiotik. Penggunaan antibiotik pada kasus influenza bisa meningkatkan risiko munculnya bakteri yang kebal terhadap berbagai macam obat di masyarakat.

"Anda harus menahan diri, jangan mengonsumsi antibiotik yang dijual bebas untuk menyembuhkan demam," jelas dr Koul.

Alih-alih minum antibiotik, dr Koul menyarankan penderita flu burung untuk beristirahat dengan cukup, minum banyak cairan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan minum tablet parasetamol untuk menurunkan demam. Karena ini adalah penyakit yang dapat dicegah, dr Koul menyarankan untuk divaksinasi flu, terutama populasi lansia di atas usia 65 tahun.

"Selain itu, orang-orang yang rentan, seperti mereka yang memiliki komorbiditas, diabetes, hipertensi, dan penyakit pernapasan lainnya, sebaiknya mendapatkan vaksin ini setiap tahun untuk mencegah keparahan infeksi influenza ini," jelas dia.

Konsultan senior penyakit dalam di Paras Hospitals India, dr Sanjay Gupta, menyebut, jika tidak kunjung membaik setelah dua hari pengobatan, penderita harus melakukan pemeriksaan darah lengkap karena beberapa infeksi ini mungkin disebabkan oleh bakteri. Utamanya, jika pasien mengeluarkan dahak berwarna kekuningan.

"Tes ini akan membantu mengevaluasi jumlah leukosit total, dan jika tinggi, maka mereka mungkin membutuhkan antibiotik," jelas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler