Cegah Flu Burung, Ini Cara Tepat Pilih Daging Ayam Segar, Penyimpanan, dan Pengolahannya
Perhatikan cara tepat membeli, menyimpan, dan mengolah daging unggas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah, Reisa Broto Asmoro mengimbau masyarakat bahwa kebersihan dalam mengelola daging unggas untuk dikonsumsi. Ini penting untuk pencegahan flu burung di tengah kebutuhan protein hewani untuk mencegah stunting.
"Perlu diingat kebutuhan asupan protein hewani memang penting untuk mencegah stunting, dari mulai hamil sampai 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dan protein juga tetap dibutuhkan oleh orang dewasa," kata Reisa dalam Siaran Sehat yang diikuti di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Reisa yang juga sebagai Duta Adaptasi Kebiasaan Baru itu menuturkan bahwa protein hewani bisa didapat dengan harga yang terjangkau, yakni dengan mengonsumsi pangan lokal, misalnya telur, ikan, dan daging unggas seperti ayam dan bebek. Namun, dengan ditemukannya kasus flu burung di Indonesia akibat ada infeksi dari virus H5N1, tata konsumsi daging unggas harus lebih diperhatikan terutama sejak daging tersebut dibeli di pasar atau supermarket.
Ketika memilih daging, Reisa menyarankan untuk mencari yang sehat, masih baru, dan bersih. Sebaiknya, hindari membeli daging yang berwarna terlalu pucat dan mempunyai aroma menyengat yang berlebihan.
Jika kulit pada daging terasa terlalu lembut atau lembek yang disertai dengan lendir, itu tanda daging unggas sudah tidak segar. Kemudian, setibanya di rumah, pastikan bahwa daging disimpan dalam lemari pendingin (freezer) jika tidak akan dikonsumsi saat itu juga.
"Kalau mau disimpan di lemari pendingin, tidak perlu dibersihkan dulu. Kalau mau dimasak baru dicuci," kata Reisa.
Kemudian, pastikan penyimpanannya betul. Di freezer, daging ayam bisa bertahan lebih lama.
"Tapi kalau di kulkas biasa mungkin hanya dua sampai tiga hari saja," katanya.
Reisa mengatakan jika daging ingin dikonsumsi, masyarakat bisa mencucinya terlebih dahulu agar terhindar dari bakteri yang ada pada daging seperti bakteri salmonella. Lalu, pastikan daging dimasak setidaknya dalam suhu 70 derajat Celsius.
Reisa menyerukan agar masyarakat memastikan bahwa daging yang dimasak tidak menyisakan bagian berwarna merah muda. Dengan begitu, daging lebih aman dikonsumsi dan lebih sehat.
"Pastikan juga ketika mau memasak itu benar-benar harus matang terutama untuk unggas," ujar Reisa.
Memasak hingga matang penting untuk memastikan daging unggas bebas dari bakteri berbahaya lainnya di samping virus Avian influenza. Reisa juga mengingatkan agar pisau maupun talenan yang digunakan untuk mengolah daging unggas yang masih mentah dipisahkan penggunaannya dengan peralatan yang dipakai untuk mengolah makanan yang dikonsumsi langsung seperti buah dan sayur supaya tidak ada terkontaminasi dari bakteri atau virus yang ada di unggas.
"Jangan lupa pastikan jaga kebersihan habis membersihkan daging, kita cuci tangan lagi pakai sabun, kemudian ketika mau handling peralatan makan harus cuci pakai sabun juga," ucapnya.