Embusan Isu akan Bubarnya KIB Seusai Romahurmuziy Temui Hasto

Romahurmuziy mengakui membahas kemungkinan koalisi dengan PDIP terkait pilpres.

Instagram Romahurmuziy
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy menemui Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Antara

Baca Juga


Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy belakangan diketahui menemui Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto. Pertemuan tersebut terjadi di Kantor DPP PDIP yang bersebelahan langsung dengan Kantor DPP PPP di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut Romahurmuziy, ia dan Hasto membicarakan banyak hal. Termasuk soal pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yang disebutnya bahwa PDIP sempat mengajak PPP untuk berkoalisi.

"Tentu tidak terhindarkan kita juga membahas kemungkinan-kemungkinan koalisi karena pilpres juga sudah dekat. Ajakan koalisi kepada PPP oleh Mas Hasto sebenarnya sudah lama, sejak Plt Ketum Pak Harso (Monoarfa)," ujar Romahurmuziy saat dikonfirmasi, Selasa (7/3/2023).

Romahurmuziy menjelaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan bentuk silaturahim. Apalagi Kantor DPP PPP dengan Kantor DPP PDIP bersebelahan yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta. 

PPP dan PDIP adalah dua partai politik yang sering melakukan kerja sama politik. Pertama adalah saat Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai Presiden kelima Republik Indonesia yang wakilnya saat itu adalah Hamzah Haz yang merupakan kader PPP.

Kerja sama keduanya juga berlanjut ketika mengusung Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 dan 2019. Selanjutnya, PDIP dan PPP juga memasangkan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen untuk memimpin Jawa Tengah.

"PPP dan PDIP adalah partai yang sama-sama sudah genap berusia setengah abad, 10 pemilu sudah sama kita lalui dengan suka dan duka, baik dalam tekanan penguasa maupun kebebasan demokrasi," ujar Romahurmuziy.

 

 

Merespons pertemuan Romahurmuziy dan Hasto, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono menegaskan solidnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Meskipun, koalisi tersebut belum juga mengumumkan sosok yang akan diusung sebagai calon presiden (capres).

"Tidak pernah ada tanda-tanda bahwa KIB akan bubar, tidak," ujar Mardiono kepada wartawan, Selasa (7/3/2023).

Menurutnya, KIB ingin mempersembahkan sosok yang terbaik untuk diusung sebagai capres di Pilpres 2024. Nama-nama yang diusulkan Partai Golkar, PAN, dan PPP tentu akan dibahas dalam forum yang digelar KIB.

"Kita ingin mempersembahkan yang terbaik, kemudian tentu tiga partai ini belum tentu membawa calon yang sama kan, kalau masih beda ya masih harus kita bahas. Tentulah kita selalu intens membahas hal-hal itu semua," ujar Mardiono.

KIB juga terbuka dengan partai politik lain yang ingin bergabung bersama PPP, Partai Golkar, dan PAN. Termasuk peluang bergabungnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

"Ini kan PPP sedang bermitra dengan PAN dan Golkar di KIB. Kalau PDIP gabung, ini peluangnya PPP keluar dari KIB atau malah nambah personel dengan gabungnya PDIP? Ya kan tidak harus keluar," ujar Mardiono.

PPP, jelas Mardiono, adalah partai dengan perolehan suara sebesar 4,52 persen. Karenanya, sudah menjadi pekerjaan bagi partainya untuk mengajak partai politik lain untuk bergabung dalam sebuah koalisi.

"Tentu upaya-upaya untuk mengajak berkoalisi, apalagi ini PPP termasuk yang kecil, jumlahnya 4,5 persen tentu berusaha mengajak koalisi dengan partai-partai yang lain. Itu bagian dari upaya politik yang dilakukan parpol," ujar Mardiono.

Bergabungnya PDIP ke KIB pun dipandangnya sebagai hal yang positif. KIB sendiri ditegaskannya tak akan bubar, meskipun hingga saat ini ketiga partai politik di dalamnya belum mengumumkan sosok yang akan diusung sebagai capres.

"KIB kemudian koalisi dengan PDIP mungkin-mungkin saja, itu juga hal yang positif. Artinya parpol-parpol yang besar gabung jadi satu, untuk membangun bangsa dan negara, tidak ada salahnya," ujar Mardiono.

 


Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Marcus Mekeng tegas menyebut bahwa KIB solid menghadapi Pemilu 2024. Hal tersebut disampaikanya untuk membantah pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy.

"KIB ini kan sebenarnya koalisi yang dibentuk paling lama sebelum ada (koalisi) Pak Prabowo punya, sebelum itu KIB sudah ada, masih tetap konsisten kok KIB ini," ujar Mekeng kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).

Menurutnya, Romahurmuziy yang menyebut bahwa KIB rawan bubar tak merepresentasikan PPP. Jelasnya, pernyataan resmi partai berlambang Ka'bah tersebut berasal dari Muhammad Mardiono sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua umum.

"Representasi, statement yang model kayak gini, koalisi ini sepertinya Pak Ketum partai. PPP kan masih tetap commit kepada KIB," ujar Mekeng.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily juga membantah informasi bahwa KIB berpotensi bubar karena internal koalisi masih solid. Bantahan juga disampaikan oleh elite PPP.

"KIB masih solid dan kompak," kata Ace dalam keterangan di Jakarta, Selasa (7/3/2023). 

Soliditas internal KIB, kata dia, ditandai dengan komunikasi Ketua Umum Partai Golkar, PAN, dan PPP masih terjalin intensif hingga saat ini. Menurutnya, komunikasi antara ketuga ketum sangat terjalin intensif. 

Ace menepis kabar goyahnya KIB karena belum juga menetapkan nama capres-cawapres yang akan diusung. Menurut dia, KIB memiliki mekanisme tahapan dalam menentukan hal tersebut.

Ia pun menjelaskan, bahwa pembahasan terkait capres-cawapres KIB baru akan ditentukan pada waktu yang tepat. "Para ketua umum yang tergabung dalam KIB sudah menyepakati kapan waktu yang tepat kapan membahas figur capres maupun cawapres," kata Ace. 

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi justru menyambut baik ajakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terhadap Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jelasnya, ajakan tersebut secara otomatis juga mengajak kepada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"PAN akan senang dan gembira, karena dengan koalisi dengan PPP tentu secara otomatis akan juga bekerjasama atau berkoalisi dengan PAN dan Golkar. Sebab PPP adalah anggota KIB," ujar Viva lewat pesan singkat, Rabu (8/3/2023).

Jika PDIP bergabung dengan KIB, potensi menang pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan semakin besar. Apalagi KIB saat ini sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen bersama Partai Golkar dan PPP.

"KIB insya Allah tidak akan terbelah. KIB tetap solid dan kompak," ujar Viva.

"Jika PPP dan KIB akan bekerja sama atau bergabung dengan PDI Perjuangan maka sudah bisa dipastikan siapapun pasangan calon yang akan diusung di pilpres 2024 berpotensi mendapatkan dukungan besar," sambungnya.

Sebelumnya, politisi PDIP, Masinton Pasaribu mengatakan, PDIP tidak perlu buru-buru bersikap terkait koalisi. Meskipun, partai politik lain sudah terlebih dahulu membangun koalisi-koalisi.

"Tahapan pemilu untuk saat ini kan baru tahapan legislatif, belum ada tahapan pilpres, ya ngapain harus buru-buru," kata Masinton, Kamis (2/3/2023).

Menurut dia, yang terpenting bagi PDIP dalam menyongsong Pemilu 2024 adalah membangun dan menjalin komunikasi politik dengan tokoh, elemen masyarakat, dan lintas partai politik. "Itu menjadi sangat penting karena hari ini diketahui PDIP Perjuangan sebagai partai pendukung utama pemerintah, kami berfokus untuk membantu pemerintah mengatasi persoalan-persoalan baik itu ekonomi pascapandemi dan kemudian dampak-dampak dari konstalasi global, seperti dampak yang dirasakan Indonesia akibat perang Rusia dengan Ukraina. Hal itu bagi PDIP Perjuangan bukan berarti mengabaikan persoalan kontestasi pilpres," paparnya.

Tetapi, katanya, ada hal-hal yang menjadi prioritas untuk PDIP saat ini, belum ke ranah politik kekuasaan kira-kira seperti itu. Artinya, lanjut dia, PDIP hari ini masih berbicara tentang bagaimana bisa bersama-sama menghadapi situasi di mana baru selesai masa pandemi dan menghadapi persoalan bangsa ini.

"Kalau soal koalisi, itu yang jelas, pertama (PDIP mempertimbangkan) kesamaan platform ideologi dan kemudian cara pandang bersama, memandang persoalan-persoalan Indonesia saat ini dan ke depansehingga nanti dari situ kami baru berbicara tentang siapa kandidatnya," ucapnya.

 

Koalisi Indonesia Bersatu - (infografis republika)

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler