UNHCR Butuh Rp 157,467 Triliun Untuk 117,3 Juta Pengungsi pada 2023

Tahun ini juga dibutuhkan 2,7 miliar dolar AS untuk zakat dan sadaqah ke pengungsi.

EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pengungsi Rohingya berlindung di ruang kelas sekolah lokal yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Aceh di Pidie, Aceh, Indonesia, 28 Desember 2022.
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Tinggi Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) membutuhkan 10,2 miliar dolar AS atau setara Rp 157,467 triliun (kurs Rp 15.438 per dolar AS) untuk bisa membantu sebanyak 117,3 juta pengungsi dan pengungsi internal sepanjang 2023.

Baca Juga


"Tren pengungsian terus meningkat dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat," kata Penasihat Senior dan Perwakilan UNHCR untuk Dewan Kerja Sama Negara-Negara Teluk,Khaled Khalifa di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Ia mengatakan tahun ini juga dibutuhkan lebih dari 2,7 miliar dolar AS untuk mendistribusikan zakat dan sadaqah bagi lebih dari 17 juta pengungsi dan pengungsi internal secara global termasuk dalam bentuk bantuan tunai maupun barang-barang penting. Ia menjelaskan kebutuhan sangat meningkat mengingat tren pengungsian yang terus meningkat dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Pada 2022, UNHCR melampaui titik paling tragis yakni lebih dari 100 juta orang secara global terpaksa mengungsi dengan lebih dari 50 persen di antaranya berasal dari negara-negara mayoritas Muslim. Meski demikian, kata dia, filantropi Islam mampu menawarkan solusi yang berharga dalam menanggapi krisis kemanusiaan tersebut.

"UNHCR sendiri telah meluncurkan Dana Zakat Pengungsi sebagai alat kemitraan yang kredibel, sesuai aturan zakat dan efektif untuk memanfaatkan kekuatan zakat dan sadaqah dalam membantu pengungsi," katanya.

Sejak peluncuran pertama Refugee Zakat Fund pada 2017, kontribusi zakat dan sadaqah dari mitra donor telah membuat UNHCR dapat mendukung lebih dari 6 juta pengungsi dan pengungsi internal di 26 negara.

Sementara pada 2022, UNHCR telah membantu 1.595.778 pengungsi dan pengungsi internal (IDP) di lebih dari 20 negara secara global melalui distribusi zakat dan sadaqah yang diterima dari mitra-mitra berbasis Islam.

Selain itu, dana zakat dan sadaqah yang diterima UNHCR berkontribusi terhadap realisasi beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Realisasi itu, kata Khaled Khalifa, mengenai Tanpa Kemiskinan yang merupakan target pertama SDGs, Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik yakni target ketiga SDGs, Pendidikan yang Berkualitas yaitu target keempat SDGs 4, Kesetaraan Gender yaItu target kelima SDGs serta Air Bersih dan Sanitasi yakni target keenam SDGs.

Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia Ann Maymann menambahkan, UNHCR Indonesia telah bermitra dengan lebih dari 12 organisasi Islam yang berbeda sejak 2021. Menurut dia dukungan dan mitra itu membuat UNHCR Indonesia dapat memberikan bantuan dampak baik bagi kehidupan orang-orang yang terpaksa mengungsi di Indonesia dan di seluruh dunia.

"Saya sangat percaya pada kemampuan komunitas Muslim yang berada di Asia dan Pasifik untuk bersatu membantu mereka yang membutuhkan dan mendorong perubahan," tutur nAnn Maymann.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler