Gunung Merapi Meletus, Warga Desa Tlogolele Sempat Dengar Dentuman

Ketebalan hujan abu berkisar dua milimeter.

AP/Slamet Riyadi
Pengendara melintas saat Gunung Merapi tampak di latar belakang, di Sleman, Jumat, 25 Juni 2021.
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Neigen, mengatakan sampai saat ini hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi masih terus berlangsung. Kendati demikian warga masih beraktivitas seperti biasanya. 


"Semua delapan dukuh terdampak hujan abu di dusun Tlogolele. Tetapi masyarakat masih seperti biasa, ada yang merawat tanaman," kata Neigen saat dihubungi, Sabtu (11/3/2023). 

Neigen menjelaskan guguran Gunung Merapi terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Namun setelah 30 menit berlangsung hujan abu mengguyur semua dukuh yang ada di Tlogolele. "Jadi tadi itu terjadi guguran Merapi sekitar jam 12 lebih dikit. 30 menit setelah itu turun hujan abu di wilayah di desa Tlogolele," terangnya. 

Sementara itu, terkait tingkat keparahan hujan abu, Neigen mengatakan ketebalannya berkisar dua milimeter. Akibatnya masyarakat sempat terganggu ketika berkendara. "Kalau di Tlogolele tingkat keparahannya satu sampai dua milimeter. Iya (mengganggu saat berkendara), pasti kalau itu," katanya. 

Selain itu, Neigen mengatakan bahwa sempat terdengar dentuman ketika terjadi guguran Gunung Merapi. "(Ada suara ) Dentuman. (Berapa kali?) Sekali terdengar dari dukuh Stabelan," katanya. 

Kendati demikian, Neigen menjelaskan bahwa pihaknya masih menanti informasi dari BPBD Boyolali terkait apakah akan ada pengungsian atau tidak. "Untuk pengungsian belum ada kami masih menunggu instruksi dari BPBD. Kami menghimbau untuk tetap berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah serta menggunakan masker," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler