Lagi-Lagi, Meta Dilaporkan Bakal PHK 7.500 Karyawan
Sekitar 10 persen atau 7.500 karyawan Meta akan terkena PHK.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meta, perusahaan induk Facebook, kembali menjadi sorotan. Perusahaan ini dilaporkan bakal kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), yang diperkirakan mencapai 13 persen dari jumlah karyawan, secara berkala hingga beberapa bulan mendatang.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa gelombang pertama PHK akan diumumkan minggu depan, dan kemungkinan besar menyasar posisi-posisi nonteknik. Laporan tersebut juga mengeklaim bahwa Meta juga diperkirakan akan menutup beberapa proyek.
Meskipun laporan The Wall Street Journal tidak menyebutkan angka pastinya, Insider mengeklaim bahwa ekspektasi umum di dalam perusahaan adalah sekitar 10 persen, atau sekitar 7.500 orang yang akan terkena PHK.
“Di antara proyek-proyek lainnya, project yang sedang dikerjakan seperti Reality Labs, lalu divisi yang terkait dengan divisi hardware dan divisi Metaverse, akan ditutup,” demikian menurut sumber seperti dilansir dari Times of India, Senin (13/3/2023).
Hal ini dapat menyiratkan bahwa Meta mungkin ingin mengambil langkah mundur dari upaya mempopulerkan produk virtual dan augmented reality, bahkan ketika upaya penelitian jangka panjang terus berlanjut.
Chief Financial Officer Meta, Susan Li, baru-baru ini mengatakan pada acara Technology, Media & Telecom Conference 2023 bahwa perusahaan akan membuat keputusan sulit untuk menyetop proyek di beberapa tempat, untuk mengalihkan sumber daya dari beberapa tim.
“Perusahaan telah melakukan kajian secara menyeluruh, di seluruh Family of Apps dan Reality Labs, dan benar-benar mengevaluasi apakah kami menggunakan sumber daya kami untuk mendapatkan peluang leverage tertinggi,” kata dia.
Tahun lalu, Kepala Eksekutif Meta, Mark Zuckerberg, mengumumkan ada sekitar 13 persen atau sekitar 11 ribu karyawan yang di PHK. Menurut dia, tahun 2023 juga akan menjadi tahun efisiensi di Meta, sekaligus mengonfirmasi akan menutup beberapa proyek.
Perkembangan PHK baru di Meta terjadi beberapa minggu setelah Andy Stone, kepala Meta Communications, mengkritik laporan The Washington Post, dengan mengatakan bahwa isi laporan tersebut "kontradiktif".
Pada 22 Februari 2023, laporan The Washington Post mengatakan bahwa Meta bisa memangkas ribuan pekerjaan untuk menekan hierarki perusahaan. Dikatakan bahwa perusahaan berencana untuk mendorong beberapa pemimpin ke posisi yang lebih rendah.