Begini Format Piala Dunia Antarklub yang Baru, akan Jiplak Piala Dunia Timnas
32 klub akan mengikuti turnamen yang dirancang penuh ambisi ini.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) sepertinya bergeming dengan sejumlah kritik terkait rencana perubahan format gelaran Piala Dunia Antar Klub, termasuk penambahan jumlah peserta. Rencana ini sempat diungkapkan Presiden FIFA, Gianni Infantino, pada akhir tahun lalu.
Nantinya, format kompetisi dan jumlah peserta Piala Dunia Antar Klub akan sama seperti di gelaran Piala Dunia. Rencananya, format tersebut, termasuk dengan penambahan jumlah kontestan, akan mulai diterapkan di gelaran Piala Dunia Antar Klub pada 2025 mendatang.
Saat ini, gelaran Piala Dunia Antar Klub diikuti oleh tujuh peserta, yang sebagian besar merupakan juara di kompetisi regional. Di edisi terakhir, Real Madrid sukses menggondol trofi Piala Dunia Antar Klub 2022 usai membungkam Al Hilal, 5-3, dalam partai final yang digelar di Stadion Prince Moulay Abdellah, Maroko, bulan lalu.
Namun, jumlah kontestan ini diharapkan meningkat drastis pada Piala Dunia 2025. Saat itu, turnamen tersebut diharapkan diikuti oleh 32 tim peserta. Dari 32 tim tersebut, klub asal Eropa mendapatkan jatah paling banyak, yaitu 12 tim.
Selain itu, ada pula enam tim asal Amerika Selatan, empat klub asal Asia, empat klub dari Afrika, empat tim asal Amerika Utara dan Karibia, satu tim dari Oseania. Terakhir, satu klub sebagai perwakilan dari negara penyelenggara.
Seperti halnya gelaran Piala Dunia, kecuali edisi terakhir di Piala DUnia 2022, turnamen ini akan digelar pada pertengahan tahun, Juni-Juli. Di edisi perdana penerapan format anyar tersebut, Piala Dunia Antar Klub 2025 akan digelar pada Juni-Juli 2025.
Khusus untuk tim-tim asal Eropa, FIFA kabarnya telah menentukan klub-klub yang berhak berpartisipasi di Piala Dunia Antar Klub 2025. ''Empat klub akan ditentukan berdasarkan koefisien UEFA dan empat tim lainnya akan dipilih dari juara Liga Champions dari 2022 hingga 2025,'' tulis laporan Times, Senin (13/3/2023).
Sistem tersebut diharapkan bisa memberikan peluang yang sama buat negara-negara Eropa mengirimkan wakil terbaik di turnamen tersebut, termasuk dengan kemungkinan mengirimkan dua klub dari negara yang sama via aturan koefisien UEFA. Kendati begitu, apabila menerapkan peraih gelar Liga Champions, sebuah negara Eropa bisa mengirimkan empat wakil sekaligus.
Dengan aturan tersebut, Real Madrid, yang merengkuh titel Liga Champions pada musim lalu, dipastikan sudah mendapatkan satu tempat di gelaran Piala Dunia Antar Klub 2025. Tidak hanya itu, Manchester City juga dapat berpartisipasi di gelaran tersebut lantaran berada di urutan kedua koefisien liga UEFA, yang memang didominasi tim asal Inggris.
''Ada tiga tim asal Inggris yang berada di empat posisi teratas dalam daftar koefisien liga UEFA. Selain City, Liverpool dan Chelsea juga berada di empat posisi teratas di daftar tersebut,'' lanjut laporan Times tersebut.
Ini bukan kali pertama FIFA berupaya mengubah format Piala Dunia Antar Klub. FIFA sebenarnya sempat berencana menggelar Piala Dunia Antar Klub, yang diikuti 24 tim kontestan, pada 2021 silam. Turnamen itu pun rencananya akan digelar di Cina. Namun, FIFA terpaksa membatalkan rencana tersebut lantaran pandemi Covid-19.
Sebelumnya, rencana FIFA ini sempat mendapatkan kritik keras. Eks penggawa Timnas Inggris, Gary Lineker, mengaku tidak habis pikir dengan keputusan FIFA tersebut. ''Dimana mereka akan menempatkan turnamen tersebut dalam jadwal yang sudah begitu padat?,'' tulis Lineker dalam sebuah unggahan di akun media sosialnya seperti dikutip Mirror, beberapa waktu lalu.
Kritik serupa diungkapkan mantan bek tengah Liverpool, Jamie Carragher. Mantan bek tengah Timnas Inggris itu menyoroti soal kondisi pemain apabila FIFA melanjutkan rencana penyelenggaran Piala Dunia Antar Klub dengan format anyar tersebut. Bahkan, Carragher mendesak klub-klub Eropa memboikot rencana FIFA tersebut.
''Sama konyolnya dengan gagasan Piala Dunia tiap dua tahun sekali, ini menjadi ide baru dari Infantino. Di satu titik (dalam satu tahun), pemain membutuhkan waktu istirahat. Mereka memperlakukan pemain layaknya sapi perah. FIFA membenci Liga Champions, dan mereka ingin membuat turnamen yang sama. Klub-klub Eropa harus memboikot hal tersebut,'' tulis Carragher di akun media sosialnya, beberapa waktu lalu.