Lithuania Labeli Tentara Wagner Group Rusia Sebagai Organisasi Teroris

Lithuania nilai Wagner Group melakukan kejahatan agresi yang sistematis dan serius

lithuaniaflag
Lithuania telah melabeli kelompok tentara bayaran dari kontraktor militer swasta asal Rusia, Wagner Group, sebagai organisasi teroris
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS – Lithuania telah melabeli kelompok tentara bayaran dari kontraktor militer swasta asal Rusia, Wagner Group, sebagai organisasi teroris, Selasa (14/3/2023). Hal itu terkait aktivitas dan keterlibatan mereka dalam pertempuran di Ukraina.

Parlemen Lithuania sudah mengadopsi resolusi yang menyatakan “Wagner adalah organisasi teroris”. “(Wagner) telah melakukan kejahatan agresi yang sistematis dan serius yang disamakan dengan terorisme, seperti pembunuhan dan penyiksaan penduduk sipil Ukraina, pemboman bangunan tempat tinggal dan objek sipil lainnya,” demikian bunyi resolusi yang diadopsi parlemen Lithuania.

Menurut resolusi Lithuania, Wagner juga menjadi ancaman bagi keamanan nasional negara tersebut. Lithuania meminta negara-negara lain mengikuti jejaknya dalam memperlakukan tentara Wagner.

Sementara itu Ukraina mengapresiasi keputusan Lithuania menunjuk tentara Wagner sebagai organisasi teroris. “Terima kasih kepada Seimas (parlemen) Lithuania karena mengeluarkan resolusi yang menunjuk perusahaan militer swasta Rusia ‘Wagner’ sebagai organisasi teroris,” ujar Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak.

Dia menyerukan negara lain mengikuti langkah Lithuania. “Yang lain harus mengikuti. Harus menyebut pelakunya sebagai pelakunya,” ujar Yermak.

Pada Oktober tahun lalu, parlemen Estonia telah terlebih dulu mengadopsi pernyataan yang menyebut Rusia sebagai “rezim teroris” dan tentara Wagner sebagai “organisasi teroris”. Lithuania menjadi negara kedua di Eropa yang melabeli pasukan Wagner sebagai teroris.

Bulan lalu Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan, lebih dari 30 ribu tentara yang dikirim Wagner Group telah menjadi korban dalam pertempuran di Ukraina. Sekitar 9.000 di antaranya tewas.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby memperkirakan, 90 persen tentara dari Wagner Group yang tewas dalam pertempuran di Ukraina sejak Desember tahun lalu merupakan narapidana. Separuh dari mereka tewas ketika pertempuran di kota Bakhmut di Ukraina timur meningkat.

Menurut Kirby, tentara Wagner telah memperoleh kemajuan dalam pertempurannya di Bakhmut dan sekitarnya. Kendati demikian, hal itu dicapai dengan konsekuensi besar. “Mungkin saja mereka akhirnya berhasil di Bakhmut, tapi itu tidak akan berarti bagi mereka karena hal tersebut tak memiliki nilai strategis yang nyata,” ujar Kirby dalam pengarahan pers, 17 Februari lalu.

Kirby mengungkapkan, Wagner Group sangat bergantung pada narapidana yang direkrut tanpa pelatihan kemudian dikirim ke medan perang. Dia mengatakan, pasukan Ukraina akan mempertahankan garis pertahanan yang kuat di seluruh wilayah Donbas.

Pendiri Wagner Group Yevgeny Prigozhin pekan lalu menyampaikan, perang di Ukraina dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Menurutnya, diperlukan waktu 18 bulan hingga dua tahun bagi Rusia untuk sepenuhnya mengamankan kendali atas Donbas. Perang bahkan bisa memakan waktu tiga tahun jika Moskow hendak menguasai wilayah lebih luas di sebelah timur Sungai Dnieper.

Terkait narapidana yang dijadikan tentara, Prigozhin mengaku bahwa pihaknya telah berhenti merekrut tahanan untuk berperang di Ukraina.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler