Jelajahi Panorama Ciamik lewat Kereta Panoramic

Kereta Panoramic merupakan terobosan baru dalam perkeretaapian tanah air.

Republika/Muhammad Nursyamsi
Kereta Panoramic. Kereta Panoramic merupakan terobosan baru dalam perkeretaapian tanah air.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, OLEH MUHAMMAD NURSYAMSI

Baca Juga


Pukul 08.00 WIB, Furqon bersama rekannya sudah berdiri tegak tepat di peron Stasiun Gambir, Jakarta. Dengan mengenakan kaos berwarna kuning yang begitu mencolok, keberadaan Furqon tampak begitu jelas dari kejauhan.

Furqon berada di gerbong terdepan dari rangkaian kereta api (KA) Argo Parahyangan untuk rute perjalanan Stasiun Gambir menuju Stasiun Bandung. Dengan senyum mengembang dan nada suara yang begitu hangat, Furqon menyambut setiap penumpang yang hendak menaiki kereta.

"Selamat datang di Kereta Panoramic," sapa pemuda yang bernama lengkap Muhammad Nurul Furqon kepada setiap penumpang.

Yap, Furqon merupakan seorang kapten kru dari kereta Panoramic. Dia mengaku baru setahun bergabung di PT Kereta Api Indonesia (KAI) Wisata yang merupakan anak usaha dari KAI. Gerbong terdepan dari rangkaian KA Argo Parahyangan tempat Furqon berdiri merupakan kereta khusus Panoramic.

Pria yang baru menginjak usia 23 tahun itu kemudian ikut masuk ke dalam kereta dan menyampaikan tentang sejumlah fasilitas dan layanan serta spot-spot// pemandangan indah yang akan ditemui penumpang selama perjalanan.

Tepat pukul 08.10 WIB, kereta Panoramic pun mulai meninggalkan ibu kota. Furqon dan dua orang rekannya langsung bergegas menuju mini pantry untuk kemudian menyuguhkan aneka sajian tradisional seperti kacang rebus, ubi, dan singkong serta teh hangat kepada para penumpang.

Alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) jurusan pariwisata pada 2021 itu mengaku sangat senang dapat bertugas di kereta Panoramic. Furqon menilai kereta Panoramic menawarkan tantangan sekaligus peluang dalam mengenal sejumlah tokoh penting di republik ini, mulai dari pejabat hingga anggota parlemen.

"Berbeda dengan kereta reguler, di Panoramic kita dituntut lebih rapi. Pelayanan juga lebih intens karena lebih banyak interaksi dan lebih seru," ucap Furqon kepada //Republika dalam perjalanan KA Panoramic menuju Stasiun Bandung, Jawa Barat, Senin (6/3/2023).

Furqon yang sebelumnya bekerja sebagai pramuwisata di sebuah //travel agent// selalu beradaptasi dengan karakter penumpang. Pasalnya, setiap rombongan yang menyewa kereta Panoramic memiliki karakter yang berbeda, mulai dari anak muda hingga yang sudah berumur.

"Tapi biasanya, para penumpang lebih fokus menikmati perjalanan. Tidak ada waktu untuk tidur, otomatis sajian seperti makanan dan minuman harus terus berjalan," cerita dia.

Sayang perbincangan menarik dengan Furqon harus terhenti sesaat. Pasalnya, rangkaian kereta akan melewati Jembatan Cisomang yang berada tepat di perbatasan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bandung Barat.

"Sebentar lagi kita akan melihat Jembatan Cisomang. Silakan yang mau mengambil foto, nanti jembatannya ada di sebelah kanan," ucap Furqon kepada seluruh penumpang.

Furqon menyampaikan jembatan ini memiliki panjang 253 meter dan tinggi 100 meter dari dasar Sungai Cisomang. Hal ini yang menjadikan Jembatan Cisomang sebagai jembatan kereta tertinggi di Indonesia.

Jembatan Cisomang baru ini mulai digunakan sejak 2004 menggantikan Jembatan Cisomang lama yang berada di sebelah kiri dari perjalanan kereta menuju Bandung. Jembatan Cisomang lama sendiri dibangun pada 1931 dan berhenti beroperasi pada 2004.

Lepas dari Jembatan Cisomang, Furqon bersama rekannya mulai membagikan satu paket makanan berat yang diisi oleh nasi, ayam, lalapan, hingga sambal. Para penumpang pun bisa //request// untuk minumannya, baik aneka minuman dingin, kopi, hingga jus.

Selepas menikmati hidangan, para penumpang diajak menyaksikan pemandangan berbeda saat rangkaian kereta memasuki terowongan Casasat yang membelah Perbukitan Cidepong di antara Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat di km 143+144. Lampu di dalam kereta Panoramic secara otomatis menyala begitu kereta memasuki terowongan. Dengan panjang sekitar 949 meter, Terowongan Sasaksaat menjadi terowongan kereta terpanjang di Indonesia.

 

Kereta Panoramic merupakan terobosan baru dalam perkeretaapian tanah air. KAI Wisata mulai mengoperasikan kereta Panoramic pada 24 Desember 2022 saat Angkutan Natal dan Tahun Baru.

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan Kereta Panoramic merupakan inovasi dari Balai Yasa KAI Surabaya Gubeng yang menjadi kereta dengan spesifikasi khusus untuk menikmati panorama yant pertama kalinya ada di Indonesia. Joni menyebut kereta ini memberikan sensasi luar biasa bagi pelanggan dalam menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan. 

"Pelanggan dapat menikmati pemandangan alam, pegunungan yang indah, jembatan yang tinggi, serta terowongan yang panjang melalui jendela Kereta Panoramic yang besar," ucap Joni  dalam perjalanan kereta Panoramic dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Bandung pada Senin (6/3/2023).

Joni mengatakan saat ini terdapat dua unit Kereta Panoramic dengan kapasitas per kereta yaitu 38 tempat duduk. Fasilitas-fasilitas yang didapat pelanggan Kereta Panoramic antara lain snack, makanan, minuman, dan selimut untuk perjalanan malam, free wifi, kursi yang nyaman, tirai jendela yang dapat dikendalikan otomatis, mini pantry, toilet yang luas, televisi di dinding ujung kereta, rak bagasi khusus di ujung kereta, jendela berdimensi sangat besar di kedua sisinya, serta atap kaca memanjang dari depan hingga belakang yang dapat dibuka tutup secara otomatis, sehingga memberikan pengalaman perjalanan yang menarik dan berkesan.

Joni mengatakan penumpang juga tidak perlu khawatir karena kaca Kereta Panoramic didesain khusus untuk tahan pecahan dan panas yakni tipe duplex tempered. 

"Jika kaca terkena benda asing tidak akan membahayakan penumpang yang di dalam karena kaca tersebut tidak mudah berlubang. Jika kaca mengalami tekanan kuat, bentuknya hanya berupa retakan sehingga aman bagi penumpang," lanjut Joni.

Joni menyampaikan pola perjalanan Kereta Panoramic sama dengan Kereta Wisata lainnya yang mana terdapat dua pola perjalanan yaitu pola FIT (perorangan) dan pola charter atau sewa. Joni menyampaikan tiket Kereta Panoramic untuk perorangan dibanderol seharga Rp 375.000 untuk rute KA Argo Parahyangan Jakarta-Bandung (PP) dan Rp 1,12 juta untuk rute KA Argo Wilis Bandung-Surabaya Gubeng (PP). Sementara sistem sewa untuk satu rombongan dikenakan biaya, mulai dari Rp 34 juta hingga Rp 56 juta, tergantung pada jarak dan tujuannya.

"Untuk tiket perorangan, masyarakat dapat membeli melalui aplikasi KAI Access, website KAI dan seluruh channel penjualan resmi KAI lainnya," ucap Joni.

Joni mengatakan okupansi kereta  Panoramic pada Februari 2023 mencapai 117 persen atau terdapat 711 pelanggan yang terdiri atas 405 pelanggan KA Argo Wilis Panoramic relasi Bandung - Surabaya Gubeng pp dan 306 pelanggan KA Argo Parahyangan Panoramic relasi Gambir - Bandung pp. 

"Terima kasih atas animo para pelanggan yang luar biasa terhadap hadirnya Kereta Panoramic pertama di Indonesia ini. Kepercayaan ini akan kami jadikan pelecut untuk semakin meningkatkan layanan bagi para pelanggan," sambung Joni.

Joni menyampaikan capaian okupansi yang lebih dari 100 persen lantaran terdapat penambahan penumpang pada sejumlah pemberhentian. Joni mengatakan tidak ada kursi yang kosong dalam setiap perjalanan Kereta Panoramic.

"Misalnya yang dari Bandung-Surabaya, saat di Solo ada yang turun, tapi ada yang naik juga sehingga kembali terisi," ucap Joni.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler