Peneliti Jepang Ingatkan Varian Kraken Berpotensi Picu Lonjakan Covid-19

Varian Kraken mampu menyebar lebih cepat dibandingkan varian SARS-CoV-2 lainnya.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Sejak pertama kali ditemukan, varian Kraken dengan cepat menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 baru di Amerika Serikat.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim peneliti asal Jepang menemukan bahwa varian Kraken atau omicron XBB.1.5 berpotensi menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di masa mendatang. Hal ini patut diwaspadai karena varian ini mampu menyebar lebih cepat dibandingkan varian-varian lain.

Seperti kebanyakan virus lain, SARS-CoV-2 terus bermutasi menjadi beragam varian sejak ditemukan pada pengujung 2019. Kemunculan varian-varian baru ini umumnya akan membawa perubahan pada gejala dan tingkat infeksi Covid-19.

Hal serupa juga terlihat setelah varian Kraken terdeteksi pada Oktober 2022. Sejak pertama kali ditemukan, varian Kraken dengan cepat menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 baru di Amerika Serikat.

Baca Juga


Varian ini juga dalam waktu singkat menyebar ke negara-negara lain, termasuk Inggris. Berdasarkan data dari UK Health Security Agency pada 20 dan 27 Februari 2023, varian Kraken telah menjadi varian SARS-CoV-2 yang mendominasi di Inggris. Varian ini bertanggung jawab atas 44 persen dari total kasus Covid-19 di negara tersebut.

Melalui jurnal The Lancet Infectious Diseases, tim peneliti dari University of Tokyo turut memberikan peringatan terkait keberadaan varian Kraken. Berdasarkan studi, mereka menemukan bahwa varian Kraken mampu menyebar lebih cepat dibandingkan varian-varian SARS-CoV-2 lain.

"Karena varian omicron XBB.1.5 bisa menyebar lebih cepat dari varian-varian sebelumnya dan memiliki potensi untuk menyebabkan lonjakan epidemi berikutnya, kita perlu memantau (varian Kraken ini) dengan hati-hati untuk melindungi kesehatan masyarakat," jelas peneliti senior dari University of Tokyo, Prof Kei Sato, seperti dilansir Express, Jumat (17/3/2023).

Dalam studi yang mereka lakukan, tim peneliti menemukan bahwa varian Kraken memiliki sebuah mutasi baru pada spike protein-nya. Mutasi ini yang memudahkan varian Kraken untuk menginvasi sel manusia.

Tim peneliti lalu melakukan sejumlah percobaan untuk memahami tingkat transmisi, infeksi, serta respons imun terkait varian Kraken. Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa angka reproduksi efektif (Re) dari varian Kraken mencapai 1,2 kali lebih besar dibandingkan "induknya" yaitu varian XBB.1.

Dengan kata lain, seseorang yang terinfeksi varian Kraken bisa menginfeksi orang lain dengan jumlah 1,2 kali lebih banyak dibandingkan seseorang yang terinfeksi varian XBB.1. Tak hanya itu, tim peneliti juga menemukan bahwa XBB.1.5 dengan cepat telah melampaui varian BQ.1.1 di Amerika Serikat yang sebelumnya mendominasi di negara tersebut.

Menurut peneliti Jumpei Ito, data-data terbaru ini mengindikasikan bahwa varian Kraken akan menyebar dengan ke berbagai belahan dunia. Ia memprediksi Kraken akan menyebar luas dalam waktu dekat.

Studi yang mereka lakukan juga menemukan bahwa varian Kraken mampu menempel pada reseptor ACE2 manusia dengan afinitas yang sangat tinggi. Spike protein pada varian Kraken pun tampak sangat resisten terhadap antibodi penetral yang dihasilkan melalui riwayat infeksi subvarian BA.2 atau BA.5.

Varian kraken sudah masuk Indonesia. - (Republika)


Hal tersebut mengindikasikan bahwa orang yang pernah terinfeksi oleh subvarian BA.2 atau BA.5 tak memiliki imunitas terhadap XBB.1.5. Kondisi ini akan membuat mereka lebih berisiko terhadap infeksi varian Kraken meski sudah memiliki riwayat terkena Covid-19 sebelumnya.

"Hasil dari percobaan virologi kami menunjukkan alasan varian omicron XBB.1.5 memiliki transmisibilitas yang lebih tinggi dibandingkan varian-varian sebelumnya," ujar peneliti Yusuke Kosugi.

Terkait gejala, orang-orang yang terinfeksi oleh varian Kraken bisa mengalami gejala yang mirip seperti flu. Gejala-gejala tersebut adalah hidung beringus, pusing, lelah, bersin, dan nyeri tenggorokan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler